Badai PHK Massal di Industri Tekstil Jadi Sorotan, 6 Perusahaan Besar Ini Tutup dan Memulangkan 13 Ribu Pekerja, Berikut Data Lengkapnya

6 perusahaan tekstil melakukan PHK besar-besaran dengan memberhentikan 13 ribu pekerja, ini datanya.
6 perusahaan tekstil melakukan PHK besar-besaran dengan memberhentikan 13 ribu pekerja, ini datanya. Source: Foto/ilustrasi/Pexels

Nasional, gemasulawesi - Kabar mengenai PHK besar-besaran di industri tekstil Indonesia menjadi viral dan mendapat banyak perhatian dari publik. 

Kondisi ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah pekerja yang terkena dampaknya, dengan satu per satu pabrik tekstil di tanah air harus menutup operasionalnya. 

Menurut Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), Ristadi, penurunan pesanan hingga tak ada order sama sekali memaksa pabrik-pabrik tekstil ini untuk menutup usahanya, yang berakibat pada PHK massal.

Salah satu contoh terbaru adalah PT S. Dupantex di Jalan Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah. 

Baca Juga:
Dituduh Mencuri Uang dan Rokok, Seorang Remaja 15 Tahun Disiksa Warga di Mandailing Natal Sumatera Utara, Keluarga Tuntut Keadilan

Pada 6 Juni lalu, pabrik ini terpaksa melakukan PHK terhadap sekitar 700 pekerja. 

Tak hanya PT S. Dupantex, ada juga PT Alenatex di Jawa Barat yang juga melakukan PHK dengan jumlah karyawan yang sama yakni 700 pekerja.

Pabrik lain yang mengalami penutupan adalah PT Kusumahadi Santosa di Jawa Tengah dengan PHK sekitar 500 orang, PT Pamor Spinning Mills di Jawa Tengah dengan PHK sekitar 700 orang.

Lalu ada juga PT Kusumaputra Santosa di Jawa Tengah dengan PHK sekitar 400 orang, dan PT Sai Apparel di Jawa Tengah dengan PHK sekitar 8.000 orang.

Baca Juga:
Estimasi Selesai Desember 2024, Pemkab Kepulauan Seribu Akan Bangun Tanggul Pemecah Ombak di 3 Lokasi

Penutupan dan pengurangan karyawan ini menambah panjang daftar pabrik tekstil yang telah melakukan PHK sejak awal tahun 2024. 

Beberapa pabrik memilih untuk melakukan efisiensi, sementara yang lain terpaksa tutup karena tidak mampu lagi bertahan di tengah kondisi pasar yang sulit.

Adapaun beberapa pabrik yang melakukan PHK karena efisiensi operasional itu diantaranya PT Sinar Pantja Djaja di Jawa Tengah dengan PHK sekitar 2.000 karyawan, PT Bitratex di Jawa Tengah dengan PHK sekitar 400 karyawan.

Lalu ada PT Djohartex di Jawa Tengah dengan PHK sekitar 300 karyawan, dan PT Pulomas di Jawa Barat dengan PHK sekitar 100 karyawan.

Baca Juga:
Kembali Melakukan, Pasukan Penjajah Israel Dikabarkan Menghancurkan 2 Rumah Milik Warga Palestina di Jericho Tepi Barat

"PHK sekarang banyak terjadi, namun banyak yang tidak melaporkannya. Beberapa perusahaan melakukan PHK secara bertahap dan belum di-update. Tapi lama-lama, karyawannya habis," ujar Ristadi.

Ia juga mengungkapkan bahwa perusahaan sering kali ragu atau takut melaporkan atau mengaku telah melakukan PHK karena khawatir akan memengaruhi kepercayaan dari pihak perbankan dan pembeli.

"Sering kali ada yang protes atau bahkan mengancam somasi karena mengungkapkan perusahaan mereka telah melakukan PHK," kata Ristadi.

Lebih lanjut Ristadi menekankan pentingnya keterbukaan dan transparansi dalam pelaporan PHK oleh perusahaan. 

Baca Juga:
Tewaskan 18 Orang, Polisi Beberkan Penyebab Kebakaran Hebat yang Melanda Gudang Gas Elpiji di Bali, Berikut Hasil Penyelidikan Tim Labfor

Menurutnya, jika PHK tidak dilaporkan, pemerintah bisa salah menginterpretasikan situasi industri tekstil dan menganggap semuanya baik-baik saja.

"Tetapi jika tidak diungkapkan, nanti bisa saja pemerintah bersikap seolah-olah tidak ada masalah. PHK massal mungkin dianggap hanya isapan jempol atau karangan belaka dari kami, padahal banyak pekerja yang sudah menjadi korban PHK," lanjutnya.

Ristadi berharap pemerintah segera mengambil tindakan cepat untuk mengatasi gelombang PHK yang terus melanda pabrik-pabrik manufaktur di dalam negeri. 

Tidak hanya pabrik tekstil, tetapi juga industri alas kaki (sepatu) dan pabrik padat karya lainnya.

Baca Juga:
Terdampak Banjir Bandang, BPBD Terus Lakukan Proses Evakuasi di Desa Sibalago Parigi Moutong

"PHK ini akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat yang kemudian akan memengaruhi ekonomi Indonesia secara keseluruhan," tegasnya.

Berita mengenai gelombang PHK ini menjadi viral dan mendapat beragam komentar dari netizen. 

Akun Instagram svp*** menulis, "Semakin banyak pengangguran, semakin tinggi tingkat kriminal nantinya."

Pengguna lain juga menyoroti langkah yang sebaiknya diambil pemerintah. 

Baca Juga:
18 Orang Meninggal Dunia Akibat Kebakaran Gudang Gas Elpiji di Bali, Polisi Tetapkan 1 Orang Sebagai Tersangka, Ini Perannya

"Seharusnya pemerintah memajukan sektor pangan karena dibutuhkan setiap hari, sedangkan tekstil tidak dibutuhkan setiap hari," komentar akun @pra***.

Situasi ini menunjukkan betapa rentannya industri manufaktur, terutama tekstil, terhadap fluktuasi pasar global dan domestik. 

Penurunan pesanan dari pembeli internasional dan peningkatan biaya produksi membuat banyak pabrik tidak lagi mampu beroperasi secara efisien.

Penutupan pabrik-pabrik tekstil tidak hanya berdampak langsung pada pekerja yang kehilangan mata pencaharian, tetapi juga memberikan efek domino pada ekonomi lokal dan nasional. (*/Shofia)

...

Artikel Terkait

wave
Sakit Hati Karena Akan di PHK, Satpam di Pasuruan Bakar Pabrik dan Gudang Pusat Oleh-Oleh Tas Rajut Kaboki, Kerugian Capai Rp5 Miliar

Soehartono yang merupakan satpam ini tega membakar pabrik dan gudang pusat oleh-oleh tas rajut Kaboki di Pasuruan. Berikut kronologinya.

Badai PHK Massal Industri Tekstil di Indonesia Semakin Tinggi, 13.800 Pekerja Terpaksa Dipulangkan, Ini Alasannya

Badai PHK yang terus menerus terjadi menghantui belasan ribu pekerja di industri tekstil di Indonesia. Simak penyebabnya.

Terus Merugi dalam 4 Tahun Terakhir, PT Sepatu Bata Tbk di Purwakarta Resmi Ditutup dan Berhenti Beroperasi, 200 Karyawan Terkena PHK

PT Sepatu Bata Tbk resmi ditutup dan menghentikan operasionalnya akibat semakin sepi peminat dan terus mengalami kerugian.

Perjalanan Inspiratif Prabowo Subianto: Mempertahankan Bisnis Selama 20 Tahun Tanpa PHK dalam Masa Tekanan

Berikut merupakan kisah Prabowo Subianto yang pernah memperthankan bisnisnya selama 20 tahun tanpa PKH ketika dalam tekanan.

Tingkat PHK di AS Selama Januari Hingga Februari 2023 Mencapai Level Tertinggi Sejak 2009

Internasional, gemasulawesi – PHK oleh perusahaan-perusahaan AS selama Januari dan Februari menyentuh level tertinggi sejak 2009, dengan sektor teknologi menyumbang lebih dari sepertiga dari lebih dari 180.000 pemotongan pekerjaan yang diumumkan. Sepanjang bulan Februari, tingkat PHK di Amerika Serikat mencapai 77.770, lebih dari lima kali lebih tinggi dari 15.245 pemotongan pekerjaan yang diumumkan setahun sebelumnya. […]

Berita Terkini

wave

TNI AL dan BI Resmi Lepas Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Sulawesi Tengah

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 memastikan distribusi rupiah layak edar di wilayah 3T, wujud sinergi TNI AL dan BI.

Ribuan Ojol Gelar Aksi di DPR, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Unjuk Rasa

Aksi ribuan pengemudi ojol di DPR/MPR dikawal 6.118 personel. Massa sampaikan tujuh tuntutan, termasuk revisi RUU.

Pemohon Minta MK Hapus Kolom Agama dari KTP dan KK

Pemohon minta hapus data agama di KTP dan KK karena risiko diskriminasi dan pelanggaran hak asasi warga.

KPK Ungkap Dugaan Korupsi Kuota Haji, Pansus DPR Soroti Pembagian Tambahan yang Menyimpang

KPK dan DPR mengusut dugaan korupsi kuota haji 2023–2024, termasuk jual beli kuota dan pelanggaran aturan pembagian.

KPK Benarkan Pengembalian Uang oleh Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji

KPK mengonfirmasi pengembalian dana oleh Khalid Basalamah terkait kuota haji, serta ungkap kerugian negara capai Rp1 triliun.


See All
; ;