Berita parigi moutong, gemasulawesi– Kembali jebol, jembatan di Desa Suli Parigi Moutong atau Parimo Sulawesi Tengah (Sulteng).
Minggu 28 Juni 2020, jembatan Desa Suli Parimo yang jebol pada bagian sisi utara, setelah sebelumnya pada bagian selatan mengalami kejadian serupa.
Bahkan, jembatan yang kembali jebol di Desa Suli Kecamatan Balinggi Kabupaten Parimo telah telan korban.
Dari kejadian itu, truk roda enam menjadi korban. Salah satu bannya amblas di jembatan yang jebol.
Terjadi antrian panjang, kendaraan roda dua, roda enam dan roda empat tidak bisa melintas untuk sementara.
Sebelumnya, jembatan penghubung Kota Palu-Poso di Desa Suli Kabupaten Parigi Moutong jebol.
“Jembatan jalan trans Desa Suli jebol. Mobil dari arah Palu dan Poso tidak bisa lewat,” ungkap Anleg DPRD Parigi Moutong, Ni Leli Pariani, Jum’at 19 Juni 2020.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 3,4 Guncang Poso Sulawesi Tengah
Ia melanjutkan, jebolnya jembatan jalur penghubung trans Sulawesi arah Palu-Poso di Desa Suli Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong, akibat hujan berkepanjangan.
Jembatan itu kata dia, jebol pada bagian ujung jembatan. Sehingga, mengakibatkan antrian panjang kendaraan.
Saat ini, pihak kepolisian Parigi Moutong sedang melakukan rekayasa lalu lintas, mengalihkan kendaraan melewati jalur alternatif lainnya.
“Solusi sementara adalah agar kendaraan bisa melintas melewati Korobakan atau belakang KLK Suli. Dan itupun hanya dibolehkan melintas kendaraan kecil,” urainya.
Sementara itu, Banjir kembali menghantam wilayah perbatasan Desa Tolai dan Balinggi Kabupaten Parimo Sulteng.
“Akibat hujan deras semenjak pagi tadi. Sehingga, sekitar pukul 01.15 Wita air sudah meluap ke jalan,” ungkap Anleg DPRD Parigi Moutong, Ummi Kalsum, Rabu 24 Juni 2020.
Ia mengatakan, sekitar 200 meter wilayah yang terkena banjir di perbatasan Desa Tolai dan Balinggi. Cuman, banyak lahan perkebunan dan pertanian warga yang terkena imbasnya.
Daerah itu lanjut dia, memang langganan banjir. Hujan deras sedikit saja, langsung air meluap ke jalan.
Banjir di perbatasan Desa Tolai dan Balinggi sudah sampai selutut orang dewasa. Sedangkan, banjir diwilayah Balinggi Jati lebih parah lagi melebihi lutut orang dewasa.
“Untuk aktivitas lalulintas kendaraan di lokasi banjir dibatasi. Hanya kendaraan tertentu saja yang bisa melintas. Alasannya, sangat rawan apabila dipaksakan,” jelasnya.
Ia melanjutkan, kendaraan seperti motor pada saat mencoba melintas banyak yang tiba-tiba mengalami kerusakan. Sehingga, sementara tidak diizinkan melalui jalan itu.
Kepolisian dan TNI hingga saat ini, sedang melakukan pembatasan kendaraan melintasi jalan terkena banjir.
“Selain itu, bersama Polisi, TNI dan warga kami bergotong-royong mencoba memindahkan kayu-kayu besar yang menghalangi aliran sungai,” urainya.
Kayu besar itu kata dia, berasal dari perkebunan warga di sekitar aliran sungai yang terdampak banjir.
Menurutnya, sudah harus ada alat berat diturunkan ke lokasi banjir. Sebab, terdapat kayu besar yang saat ini sulit dipindahkan dengan menggunakan tenaga manusia.
“Hanya ada satu hal mengkhawatirkan. Salah satu pondasi jembatan di lokasi itu, nampaknya sudah retak. Sehingga, bisa membahayakan pengendara yang melintas,” tuturnya.
Sebaiknya, instansi terkait di Parimo memperhatikan bencana banjir. Apalagi, pada musim penghujan seperti saat ini.
“Satu-satunya solusi untuk mengatasi banjir adalah normalisasi sungai. Kalau normalisasi bagus, maka tiga kecamatan yang dilalui sungai itu akan terhindar dari bencana banjir serupa pada masa mendatang,” tegasnya.
Laporan: Muhammad Rafii