Berita parigi moutong, gemasulawesi– Pemda Parimo Sulawesi Tengah (Sulteng) tinjau kesiapan Puskesmas menghadapi new normal.
“Saya harap petugas kesehatan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam pelayanan,” ungkap Wabup Parimo, H Badrun Nggai, saat kunjungan di Puskesmas Sienjo, Selasa 7 Juli 2020.
Ia mengapresiasi kesiapan para petugas kesehatan baik menerapkan protokol kesehatan terhadap diri sendiri maupun pasien, para petugas ataupun pasien diwajibkan untuk memakai masker.
“Jika ada pasien yang datang tidak menggunakan masker para petugas kesehatan harus memberikan sosialisasi akan pentingnya memakai masker sekaligus memberikan masker kepada mereka,” tuturnya.
Tujuannya, tingkat kesadaran dalam penanganan covid-19 di masa New Normal sudah berjalan sesuai protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Baca Juga: Gantikan Aptripel, Moh Asrar Resmi Jabat Bupati Morut Sulteng
Ia berpesan kepada para Kepala Puskesmas untuk mendata Lansia di wilayahnya masing-masing.
“Tolong lakukan pendata kepada Lansia yang berumur di atas 70 tahun untuk nantinya akan dimasukkan dalam program penerima PKH,” pintanya.
Ia juga mengapresiasi kinerja Puskesmas dalam menerapkan program pencegahan stunting yang saat ini tengah di jalankan pemerintah.
Puskesmas Sienjo Kecamatan Toribulu, terdapat pemeriksaan darah bagi pasangan yang akan menikah.
“Sangat baik karena dengan pemeriksaan darah para calon pengantin akan dapat mengetahui penyakit yang mereka alami melalui tes darah itu,” urainya.
Sehingga, tingkat pencegahannya dapat lebih awal dilakukan yang akan berimbas pada sehatnya reproduksi ibu hamil nantinya.
Wabup juga menyempatkan diri meninjau pos covid-19 di wilayah Desa Ranang yang merupakan akses jalur pintu masuk ke wilayah Kabupaten Parimo.
Kegiatan Pemda Parimo tinjau Puskesmas, Wabup didampingi Asisten perekonomian dan pembangunan dr. Revi Tilaar, Kalak BPBD Azis Tombolotutu dan Dinas Kesehatan.
Rencananya, Wabup akan meninjau seluruh Puskesmas di wilayah utara sampai di Kecamatan Moutong.
Pemerintah tengah menggodok kebijakan New Normal atau tatanan kehidupan baru di tengah pandemi covid-19. Untuk menjalaninya warga perlu kenali risiko selama beraktifitas sehari-hari.
Pasalnya, akhir pandemi covid-19 belum menemui titik terang dan masih sebatas menjadi prediksi. Selama belum ditemukannya vaksin atas virus ini.
Menurut Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Dr. Tri Yunis Miko Wahyono, vaksin covid-19 diperkirakan baru akan tersedia di Indonesia dalam waktu satu setengah tahun. Itu pun baru perkiraan kasar.
Jika pembatasan kegiatan warga dipertahankan berlangsung sepanjang waktu itu, maka kerugian ekonomi yang dialami masyarakat Indonesia hampir dapat dipastikan akan semakin besar.
Maka, untuk memutar kembali roda perekonomian yang tersendat karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat lainnya.
Laporan: Muhammad Rafii