Berita parigi moutong, gemasulawesi– Sempat hanyut terbawa derasnya arus sungai, warga selamatkan satu nenek saat mandi di Sungai Olaya Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah (Sulteng).
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, nenek itu diketahui bernama Rosnia (62) asal Desa Boyantongo, Kecamatan Parigi Selatan.
Nenek Rosnia bahkan sempat hanyut terbawa arus Sungai Olaya Parigi Moutong Sulawesi Tengah hingga 200 meter.
Pada saat kejadian itu, Rosnia sedang mandi di tengah sungai sekitar pukul 13.00 Wita.
Baca juga: Sempat Hilang Saat Melaut, Nelayan Parigi Moutong Ditemukan Selamat
Ketika hanyut terbawa derasnya arus sungai, Rosnia sempat berteriak meminta tolong pada saat tersangkut di pinggiran.
“Saat mendengar teriakan nenek Rosnia, warga langsung memberikan pertolongan. Alhamdulillah, ia berhasil diselamatkan,” ujar Multazam salah satu Tim SAR gabungan yang sudah menemui Rosnia di kediamannya Desa Boyantongo, Selasa 27 Oktober 2020.
Ia melanjutkan, saat ini kondisi nenek Rosnia dalam keadaan sehat dan sudah beraktifitas seperti biasanya.
“Ketika kami mendatangi rumah nenek Rosnia di Desa Boyantongo Parigi Moutong, kami melihat kondisinya dalam keadaan baik pasca hanyut. Bahkan, ia sendiri langsung yang menceritakan kejadian, yang dialaminya,” tandasnya.
Baca juga: Sebatang Kara, Nenek 80 Tahun Asal Makassar Tinggal di Rumah Tua
Perubahan Cuaca Mendadak, BMKG Peringatkan Fenomena La Nina
Warga mesti mewaspadai perubahan mendadak debit arus sungai, apalagi pada masa fenomena La Nina.
Fenomena La Nina moderate yang diprediksi akan menyebabkan peningkatan curah hujan yang dimulai bulan Oktober sampai November. Dan akan berdampak dihampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali di Pulau Sumatra.
Catatan historis menunjukkan, La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan.
Peningkatan hujan bulanan di Indonesia akan meningkat sekitar 20 hingga 40 persen di atas normal.
Baca juga: Peduli, Nenek Sarika Dapat Bantuan Sembako KSB Bulukumba
Untuk kejadian gempa bumi, berdasarkan data monitoring kegempaan yang dilakukan BMKG, sejak tahun 2017 Indonesia telah mengalami tren peningkatan aktivitas gempa bumi dalam segi jumlah ataupun kekuatannya.
Menurut data BMKG, untuk kejadian gempa bumi sebelum 2017 rata-rata hanya 4.000—6.000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari lima SR sekitar 200-an.
Baca juga: Abrasi Sungai, Tujuh Rumah Warga Desa Olobaru Parigi Moutong Terancam Hanyut
Namun, setelah 2017 jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 7.000 kali dalam setahun, bahkan pada tahun 2018 tercatat 11.920 kali, lalu kemudian pada tahun 2019 sebanyak 11.588 kejadian gempa.
BMKG menegaskan, mitigasi bencana serta peringatan dini gempa bumi dan tsunami, serta cuaca dan iklim ekstrem merupakan hak mendesak untuk segera dipersiapkan dan diperkuat dari sekarang.
Baca juga: Hanyut, Tim SAR Temukan Warga Tolitoli Sulteng Sudah Tidak Bernyawa
Laporan: Muhammad Rafii