Bone Bolango, gemasulawesi – Menurut laporan, Bupati Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Merlan S. Uloli, mengungkapkan rasa syukurnya karena program Bupati Ngantor di Desa atau Bunga Desa yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Bone Bolango mendapatkan respon positif dari masyarakat.
Diketahui jika program Bupati Ngantor di Desa membuka pelayanan kesehatan gratis hingga kependudukan di Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango.
Merlan S. Uloli mengatakan dengan program Bunga Desa, pihaknya dapat lebih dekat dengan masyarakat.
“Mereka juga dapat memanfaatkan berbagai layanan gratis yang ada pada program Bunga Desa,” katanya.
Dalam keterangannya hari Kamis, 13 Juni 2023, dia mengungkapkan layanan kesehatan gratis melayani sekitar 186 warga hingga sore hari.
“Sedangkan untuk layanan dokumen kependudukan, sebanyak 124 warga terlayani pada program Bunga Desa,” ujarnya.
Merlan menyatakan pihaknya memboyong para dokter spesialis pada pelayanan kesehatan, seperti dokter spesialis penyakit dalam, penyakit mata, fisioterapi, bedah, hingga kulit dan kelamin, untuk melayani warga yang ada di desa.
Salah satu warga Desa Duano, Kecamatan Suwawa Tengah, Ahmad Uduala, menyampaikan dia memanfaatkan layanan kesehatan gratis pada program Bunga Desa untuk memeriksakan matanya kepada dokter spesialis mata.
“Program Bunga Desa sangat bermanfaat untuk warga, terlebih untuk yang telah memasuki usia lanjut,” ucapnya.
Dia menuturkan untuk mendapatkan layanan pemeriksaan mata, dirinya telah tidak perlu lagi untuk datang ke rumah sakit.
Ahmad juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Bone Bolango yang telah menggagas program Bunga Desa.
Sebelumnya, Pemkab Bone Bolango juga mengadakan gerakan pangan murah menjelang Idul Adha di Kelurahan Pauwo, Kecamatan Kabila, kemarin, 13 Juni 2024.
Merlan menyampaikan gerakan ini menjual tepung terigu sekitar 11 ribu rupiah per kilogram, telur Rp 20.000,00/10 butir, beras SPHP sekitar Rp 60.000,000 per 5 kilogram dan gula pasir Rp 20.000,00 per kilogram.
Menurut Merlan S. Uloli, gerakan pangan murah berbeda dengan pasar murah bersubsidi yang sering diadakan oleh Pemda. (*/Mey)