Gunungkidul, gemasulawesi - Di Padukuhan Dengok V, Kalurahan Dengok, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, sebuah insiden tragis terjadi.
Seekor sapi yang seharusnya menjadi hewan kurban milik warga di Padukuhan Dengok V ditemukan mati karena terjerat tali.
Kejadian ini menimbulkan kesedihan mendalam bagi warga dan jamaah masjid Salafiyah di Padukuhan Dengok V tersebut.
Suyanto, seorang warga setempat, menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi karena kondisi masjid Salafiyah di Padukuhan Dengok V yang masih dalam tahap pembangunan.
Tidak ada jamaah yang tinggal di masjid semalaman untuk mengawasi sapi-sapi kurban.
Akibatnya, pada pagi hari, sapi berwarna coklat yang seharusnya disembelih untuk kurban ditemukan sudah mati akibat terjerat tali.
Berita matinya sapi kurban tersebut segera menyebar dan menyebabkan kesedihan di kalangan warga dan jamaah masjid.
Sapi tersebut merupakan salah satu hewan yang telah dipersiapkan untuk disembelih dan dagingnya dibagikan kepada warga setempat.
Kematian sapi ini tidak hanya mengurangi jumlah hewan kurban, tetapi juga membawa perasaan duka bagi komunitas yang telah menantikan momen kurban tersebut.
Setelah ditemukannya sapi yang mati, warga segera mengambil tindakan untuk menguburkan hewan tersebut.
Sapi tersebut dikubur di lahan milik salah satu warga. Keputusan ini diambil untuk memastikan hewan tersebut ditangani dengan cara yang layak dan sesuai dengan nilai-nilai setempat.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan dan perawatan hewan kurban, terutama saat mendekati waktu penyembelihan.
Kondisi masjid yang masih dalam pembangunan dan kurangnya pengawasan semalaman berkontribusi pada insiden tragis ini.
Hal ini pun menimbulkan beragam komentar dari netizen yang juga berempati atas insiden tersebut.
“Kasihan banget yang sudah kurban. Semoga nanti diganti yang lebih baik lagi buat yang sudah niat berkurban,” tulis akun @whi***.
Sebagian lainnya memberikan saran agar sapi kurban tidak diikat terlalu kencang.
“Makanya jangan ikat sapi erat-erat. Mereka juga butuh napas, butuh bergerak juga. Jangan mentang-mentang mau dikurbankan terus dijerat sekuat-kuatnya. Otak itu dipakai juga, kesel jadinya,” tulis akun @fiv***.
Diharapkan, di masa depan, langkah-langkah pencegahan yang lebih baik dapat diambil untuk menghindari kejadian serupa.
Warga Padukuhan Dengok V berharap insiden ini dapat menjadi pembelajaran untuk semua pihak yang terlibat dalam proses persiapan kurban.
Mereka juga berharap agar tahun-tahun mendatang, persiapan dan pengawasan terhadap hewan kurban bisa lebih diperhatikan, sehingga tidak ada lagi kejadian serupa yang membawa duka dan kesedihan. (*/Shofia)