Tangerang, gemasulawesi - Ratusan buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Banten Bersatu (AB3) melakukan aksi demonstrasi dengan menggeruduk kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang.
Aksi demo ratusan buruh di Tangeran ini dipimpin oleh koordinator aksi, Lugito, yang menyuarakan penolakan terhadap program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Lugito menegaskan bahwa buruh menolak Tapera karena dianggap sebagai program yang sangat memberatkan.
Menurutnya, dengan pemotongan gaji buruh melalui pajak yang kini diterapkan, ditambah lagi dengan rencana pemotongan gaji sebesar 2,5 persen untuk Tapera, akan semakin memperberat beban ekonomi para buruh di Kabupaten Tangerang.
"Dengan dipotongnya gaji buruh melalui pajak ditambah lagi dengan adanya program Tapera yang akan memotong gaji sebesar 2,5 persen ini sungguh memberatkan buruh," ujar Lugito kepada wartawan selama aksi demonstrasi yakni pada Kamis, 20 Juni 2024.
Lugito juga menyampaikan bahwa penolakan ini tidak hanya datang dari pihak buruh, tetapi juga didukung oleh para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).
Menurutnya, kedua pihak sama-sama merasa terbebani dengan kebijakan ini.
“Kami miris, rakyat dan buruh sudah menjerit. Semoga pada 20 Juni aksi yang dilakukan serentak ini supaya Tapera ini digagalkan,” tambah Lugito, mengekspresikan harapan bahwa aksi demonstrasi ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pembatalan program Tapera.
Lugito menambahkan bahwa harapannya, aksi demonstrasi ini dapat mempengaruhi keputusan pemerintah untuk membatalkan program Tapera.
Dia juga mengancam akan menggelar demo besar-besaran pada 27 Juni mendatang di Jakarta jika aspirasi mereka tidak diindahkan.
“Kami berharap program ini dibatalkan. Jika tidak, kami akan menggelar demo besar-besaran tanggal 27 Juni nanti di Jakarta,” tegas Lugito.
Kehadiran ratusan buruh dalam demonstrasi ini menyoroti ketegangan antara pemerintah dan buruh terkait kebijakan Tapera.
Mereka berharap agar suara mereka didengar dan menjadi pertimbangan serius dalam kebijakan pemerintah terkait masalah ekonomi dan kesejahteraan buruh.
Aksi ini juga menunjukkan keseriusan para buruh dalam memperjuangkan hak-hak mereka dalam kondisi sosial dan ekonomi yang semakin menantang.
Video yang memperlihatkan aksi demo ratusan buruh di Tangerang ini pun beredar luas dan menuai beragam komentar dari netizen.
Sebagian besar netizen mendukung aksi para buruh tersebut dan menolak program Tapera yang sudah direncanakan pemerintah.
“Lagian aneh aja peraturannya. Tabungan buat bantu yang belum punya rumah tapi kok dipaksa? Sampe buat peraturan pemecatan kalau gak mau nabung. Kasian yang masih harus bayar biaya sekolah anak, kontrakan. Lah, yang di atas orang dalam kan gedenya gajiannya, udah punya 2-3 rumah pribadi, mobil 3, motor 3, semuanya hasil,” ungkap akun @kim***. (*/Shofia)