Banyuwangi, gemasulawesi - Baru-baru terungkap jika penyebab meninggalnya pembalap muda saat berlaga dalam ajang road race ternyata bukan karena ditabrak seperti yang ramai diberitakan.
Dimana diketahui seorang pembalap muda, Angga, dari Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, kehilangan nyawanya dalam sebuah kecelakaan fatal saat berpartisipasi dalam kompetisi "BOSC Road Race 2024".
Kabar meninggalnya Pembalap muda ini pun dengan cepat beredar luas di media sosial.
Dalam rekaman yang tersebar luas, terlihat Angga sedang berusaha mengatasi tantangan sengit di lintasan, beradu kecepatan dengan pembalap lainnya.
Namun, saat mencoba melewati tikungan yang curam, keadaan tiba-tiba berubah. Angga kehilangan kendali atas motornya dan terjatuh dengan keras.
Didik Gunawanto, Wakil Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Banyuwangi, juga turut memberikan penjelasan terkait insiden tersebut.
Menurutnya, kecelakaan terjadi ketika Angga berusaha mengambil risiko untuk melewati tikungan yang sulit di sirkuit tersebut.
"Korban sedang berusaha keras, dan ketika mencoba melintasi tikungan itu, dia terkejut melihat kendaraan lain di depannya dan tak bisa menghindar," ujar Didik.
Seketika itu, jelas Didik, ia terjatuh dengan fatalitas yang menyebabkan kehilangan nyawa.
Pihak berwenang dan komunitas otomotif setempat, termasuk IMI Banyuwangi, masih mencoba menangani berbagai spekulasi yang muncul setelah kejadian tersebut.
Salah satu dari mereka adalah spekulasi awal bahwa Angga mungkin telah ditabrak oleh kendaraan lain.
Tetapi Didik membantah klaim ini dengan menyatakan bahwa investigasi masih berlangsung dan informasi yang beredar masih simpang siur.
"Tadi sempat ramai, banyak yang mengira ada tabrakan. Namun, informasinya tidak ada tabrakan," katanya.
Selain dampak emosional yang besar bagi keluarga dan teman-teman Angga, kecelakaan ini juga mengingatkan akan risiko yang melekat dalam olahraga balap.
Meskipun para pembalap dilengkapi dengan perlengkapan pengaman yang canggih, seperti helm dan pelindung tubuh, risiko kecelakaan fatal tetap ada.
Hal ini memunculkan diskusi tentang perlunya standar keamanan yang lebih ketat di kompetisi balap lokal dan perlunya kesadaran akan keamanan di antara para pembalap.
Kondisi lintasan dan pengaturan keamanan sirkuit juga menjadi perhatian utama dalam investigasi ini.
Evaluasi terhadap faktor-faktor seperti kondisi lintasan, pengaturan tikungan, dan pengawasan keselamatan di sirkuit menjadi bagian dari upaya untuk mencegah kecelakaan serupa di masa depan.
Sementara itu, reaksi dari masyarakat dan komunitas olahraga otomotif di Banyuwangi menunjukkan dukungan yang kuat terhadap keluarga Angga dan penyesalan atas kehilangan yang terjadi. (*/Shofia)