Yogyakarta, gemasulawesi - Kawasan Malioboro di Kota Yogyakarta menjadi saksi dari aksi protes yang dilakukan oleh sejumlah pedagang kaki lima (PKL).
Sejumlah PKL tersebut kembali berjualan di trotoar sebagai respons terhadap rencana Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk memindahkan mereka dari Teras Malioboro 2 tempat mereka biasa berjualan.
Mereka menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap rencana pembangunan gedung Jogja Planning Gallery (JPG) yang akan menggeser lokasi berjualan mereka dari Teras Malioboro 2 itu.
Dimana Pemkab DIY berencana akan memindahkan PKL ke area belakang Teras Malioboro 1 dan belakang mal Ramayana.
Salah satu pedagang, Upik Supriyati, mengungkapkan bahwa aksi ini merupakan bentuk ekspresi setelah melakukan audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan pihak terkait relokasi.
Mereka menuntut agar proses relokasi melibatkan mereka secara transparan dan mengharapkan adanya forum diskusi dua arah untuk menyelesaikan masalah ini.
Dalam audiensi pada Jumat, 5 Juli 2024 lalu, disepakati bahwa dalam waktu sepekan akan diadakan diskusi antara Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta, dan para pedagang terkait rencana pemindahan.
Namun, hingga saat ini, forum tersebut belum terlaksana sesuai yang diharapkan oleh para pedagang. Hingga akhirnya membuat para pedagang tersebut kembali berjualan sejak Jumat, 12 Juli 2024 malam.
Upik juga menjelaskan bahwa sekitar 400 pedagang dari sekitar 1000 pedagang yang terdampak telah memutuskan untuk kembali berjualan di trotoar Malioboro sebagai bentuk protes mereka.
Para pedagang ini berasal dari tiga paguyuban PKL yang aktif di kawasan tersebut.
Pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) telah memantau aksi ini.
Kepala UPT Pengelolaan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Ekwanto, mengunjungi lokasi tersebut dan menyatakan bahwa kegiatan berjualan di trotoar merupakan pelanggaran terhadap keputusan untuk tidak mengizinkan aktivitas ekonomi pasca-relokasi.
Ekwanto menegaskan bahwa pihaknya akan segera melakukan penertiban terhadap PKL yang berjualan di trotoar Malioboro. Tindakan ini diambil sebagai respons terhadap pelanggaran yang terjadi.
"Ini adalah risiko yang harus ditanggung penumpang. Penertiban akan dilakukan malam ini atau besok, karena kami selalu berpatroli," ujarnya.
Masalah relokasi PKL di Teras Malioboro 2 menjadi perdebatan hangat di Yogyakarta hingga media sosial usai video aksi protes tersebut viral.
"Image Malioboro yang sebenarnya ya begini, jalan di trotoar sambil lihat dagangan dan beli, niat Pemkot sebenarnya juga bagus penataan pedagang. Tapi kalo di lihat minat pembeli, lebih banyak konsep Malioboro yang dulu," komentar akun @sib***.
Dalam permasalahan ini, para pedagang menuntut keterlibatan dalam proses keputusan yang mengatur masa depan tempat berjualan mereka.
Sementara itu, pihak berwenang berusaha menegakkan aturan yang telah ditetapkan untuk menjaga tata ruang dan kenyamanan kawasan Malioboro sebagai salah satu destinasi utama pariwisata di Indonesia. (*/Shofia)