Parigi Moutong, gemasulawesi – Pengadaan Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan Laut (Karapu, Bawal Bintang, Kakap, dan Lobster) Paket Ikan Kakap Putih pada Dinas Kelautan dan Perikanan senilai Rp800 juta bersumber dari dana DAK tahun 2023 dinilai janggal.
Pasalnya, berdasarkan penelusuran media ini, sejumlah bantuan yang diadakan di tahun 2023 tersebut saat ini dalam kondisi terbengkalai.
Parahnya, Hasil wawancara gemasulawesi.com pada salah satu anggota Kelompok Bintang fajar yang terletak di Desa Pelawa Kecamatan Parigi diduga bantuan itu hanya dikelola oleh perseorangan.
Anwar salah seorang anggota kelompok Bintang fajar mengatakan, dirinya hanya bertanda tangan saat pengajuan proposal dan dihadirkan saat penerimaan bantuan bibit.
“Selebihnya pak ketua kelompok yang lebih paham, terkait pengelolaan beliau juga yang laksanakan. Setelah bantuan itu diserahterimakan saya tidak dilibatkan lagi dalam pengelolaannya,” tuturnya kepada gemasulawesi ditemui di Pantai Polidora Desa Pelawa belum lama ini.
Ia mengakui, dirinya hanya direkrut hanya untuk formalitas pemenuhan syarat kelompok saja.
"Jadi ketua kelompok bintang fajar yang di Pelawa ini bernama Made Wenten," ungkapnya.
Ia juga menyebutkan, warga asli pelawa yang dilibatkan pada kelompok yang di ketuai oleh Made Wenten tersebut hanya dua orang.
"Kalau tidak keliru waktu itu yang dilibatkan dalam kelompok warga setempat, hanya saya dengan pak Madi," sebut Anwar.
Ia mengungkapkan, tahun 2023 itu bantuan yang diturunkan oleh pihak Dinas kelautan (Diskanlut) Parigi moutong dalam bentuk bibit ikan kakap, pakan ikan, lirang dan beberapa perlengkapan lainnya.
"Bibit ikan yang diturunkan waktu itu ada sekitar 7500 ekor, kemudian pakan sekitar 60 sak, ditambah dengan lirang dan 10 petak karamba serta perlengkapan lainnya," tuturnya.
Sementar itu, Kabid Usaha Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Parigi moutong, Nusmawati malela saat ditemui gemasulawesi diruang kerjanya beberapa waktu lalu mengatakan, kelompok dibentuk berdasarkan hasil rembuk warga serta diketahui oleh kepala desa.
Awalnya pembudidaya masih bergerak secara individu namun kemudian, sejak ada program bantuan yang mensyaratkan harus berbentuk kelompok maka mulailah terjadi pembentukan kelompok.
“Setelah rembuk itu baru mereka membuat proposalnya untuk diajukan ke Dinas,” terangnya.
Selanjutnya kata dia, tahun 2023 yang lalu, ada empat Desa di Parigi Moutong yang mendapatkan program Budidaya ikan kakap putih.
“Keempat Desa yang mendapatkan program atau bantuan yakni Desa Ambesia Selatan, Tibu, Pelawa dan Boyantongo,” urainya.
Ia mengaku, kelompok yang mendapatkan bantuan atau program tersebut adalah kelompok yang sudah sejak lama beraktifitas dalam budidaya ikan jauh sebelum masuknya program.
“Jumlah anggota kelompok budidaya tersebut berfariasi ada yang jumlah 10 orang ada juga hanya tujuh orang,” jelasnya.
Ia menambahkan, dalam penyusunan proposal kelompok budidaya ikan tersebut selalu di damping oleh petugas penyuluh lapangan atau PPL dinas terkait. (Abdul Main)