Nasional, gemasulawesi - Penumpang angkot K-17 jurusan Terminal Cikarang - Cibarusah baru-baru ini mengeluhkan tarif yang tidak masuk akal. Mereka dikenakan ongkos sebesar Rp25 ribu per orang.
Kejadian ini menjadi viral setelah diunggah oleh akun TikTok @atikah094, yang berbagi pengalaman tidak menyenangkan saat menggunakan angkot tersebut.
Menurut cerita yang diunggah oleh @atikah094, ia dan rekannya memutuskan untuk naik angkot K-17 dari Stasiun Cikarang menuju SGC dekat pintu tol untuk melanjutkan perjalanan menggunakan bus Primajasa.
Awalnya, mereka memilih angkot karena dianggap sebagai moda transportasi yang lebih murah.
Namun, ketika mereka turun dari angkot, mereka diminta membayar Rp25 ribu per orang, yang totalnya menjadi Rp50 ribu untuk dua orang.
Ongkos yang dikenakan ini dianggap tidak masuk akal mengingat jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh, hanya berkisar 900 meter.
Postingan tersebut langsung mendapatkan banyak perhatian dan komentar dari netizen.
Salah satu pengguna, @iqb***, menyatakan keprihatinannya dan memprediksi bahwa tingkah laku seperti ini bisa membuat penumpang beralih ke ojek online.
"Ntar penumpang pada pindah naik ojek online, angkot pada demo, terus ojek online di blokade gak boleh nurunin dan ambil penumpang deket pangkalan," tulisnya, disertai dengan emotikon tawa.
Pengguna lain, @rrreeetttss, membagikan pengalaman serupa di masa lalu ketika ia dikenakan ongkos yang lebih tinggi dari yang seharusnya.
"Dulu tahun 2015, naik angkot dari Deltamas ke SGC, gua siapin duit pas 12 ribu. Sampai stadion ada kuli bangunan 4 orang naik, sopirnya dengan lantang jawab 'berempat 160 ribu'. Gua shock banget akhirnya mereka gua adu domba," cerita @rrre***, menggambarkan betapa seringnya kejadian serupa terjadi di wilayah Cikarang.
Banyak netizen lainnya turut berkomentar dan mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap tarif yang tidak wajar ini.
Salah satu pengguna, @luf***, menyindir dengan berkata, "Pantesan hidupnya miskin terus. Lah kelakuannya kayak gitu."
Beberapa pengguna lainnya juga mengkritik kondisi fisik angkot yang bobrok dan pelayanan yang buruk, yang semakin membuat penumpang enggan menggunakan angkot.
"Semua pindah ojol aja udah. Biarin angkot sepi, yang bikin sepi dia sendiri soalnya. Mobil uda bobrok, malah banyak tingkah," tulis @jae***.
Kasus ini menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh angkot sebagai salah satu moda transportasi umum di tengah persaingan dengan ojek online yang menawarkan tarif lebih transparan dan layanan yang lebih baik.
Banyak penumpang berharap agar pihak berwenang dapat melakukan pengawasan lebih ketat terhadap tarif angkot agar kejadian serupa tidak terulang.
Sementara itu, tarif yang tidak masuk akal dan pelayanan yang buruk hanya akan memperburuk citra angkot di mata masyarakat.
Jika tidak ada perbaikan, bukan tidak mungkin angkot akan semakin ditinggalkan oleh penumpangnya. (*/Shofia)