Palu, gemasulawesi – Dinas Kesehatan Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, terus berupaya menekan prevalensi stunting atau tengkes di Palu melalui berbagai intervensi.
Kepala Dinas Kesehatan Palu, Rochmat Jasin, dalam keterangannya di Palu pada hari Minggu, tanggal 22 September 2024, mengatakan berbagai pendekatan pihaknya lakukan untuk menekan angka kasus stunting di daerah ini.
Rochmat Jasin melanjutkan Palu sebagai representasi Provinsi Sulawesi Tengah, maka harus berada di angka yang rendah.
Baca Juga:
KPU Parigi Moutong Menetapkan Daftar Pemilih Tetap Pilkada 2024 Sebanyak 327.357 Pemilih
Dia menerangkan penanganan stunting oleh Pemerintah Kota Palu dilakukan secara kolaborasi lintas sektor lewat pendekatan aksi konferensi.
Salah satu tugas Dinas Kesehatan melakukan edukgahan maupun intervensi pemenuhan gizi lewat pemberian makanan tambahan kepada anak mauoun ibu hamil, termasuk promosi kesehatan.
“Posyandu salah satu wadah yang efektif untuk melakukan penanganan secara teknis, khususnya mengukur tinggi badan anak dan juga berat badan anak,” katanya.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia atau SKI oleh Kementerian Kesehatan, tren stunting 3 tahun terakhir sangat positif, dari 23,9 persen tahun 2021 naik menjadi 24,7 persen tahun 2022, lalu turun menjadi 22,1 persen tahun 2023.
Dikutip dari Antara, menurut data elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat atau e-PPGBM 2024, angka stunting Palu dari tahun ke tahun di angka 7,9 persen tahun 2022, lalu turun 6,19 persen dari tahun 2022 hingga 2023.
Tahun 2024 ini turun menjadi 6,16 persen.
Rochmat Jasin menyebutkan selama ini, Pemerintah Kota Palu konsisten dalam upaya pemenuhan gizi anak maupun ibu hamil.
“Pihaknya berharap lewat kolaborasi yang telah terbangun, Pemerintah Kota dapat menekan prevalensi hingga ke titik paling rendah,” pungkasnya.
Rochmat Jasin melanjutkan Pemerintah Kota Palu menargetkan prevalensi stunting tahun 024 di angka 14 persen. (Antara)