Kolaka Utara, gemasulawesi – Pj Bupati Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, Yusmin, menjanjikan bantuan sebesar 1 juta rupiah untuk para pelajar SMA/SMK di daerah tersebut.
Saat dihubungi di Kendari pada hari Senin, tanggal 30 September 2024, Yusmin menyampaikan bantuan itu menyasar para pelajar yang belum mendapatkan bantuan.
Yusmin menambahkan baik itu dari PIP atau Program Indonesia Pintar maupun bantuan pendidikan lainnya.
Dia mengatakan ada yang telah dibantu oleh PIP dari pemerintah pusat, maka yang tidak terbantu oleh PIP akan dibantu oleh pemerintah provinsi.
“Bantuan yang diberikan itu masih dalam tahap pendataan dan akan diberikan kepada para pelajar adalah beasiswa pendidikan untuk siswa yang berprestasi dan siswa yang kurang mampu,” katanya.
Dia melanjutkan anggarannya ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara.
Selain bantuan dari provinsi, dia juga berjanji para pelajar dari TK atau PAUD, SD, dan SMP yang baru masuk sekolah di tahun 2025 mendatang tidak perlu lagi membeli perlengkapan sekolah.
Dikutip dari Antara, dia menyebutkan ke depannya, untuk pelajar, khususnya SMP, SD, dan TK atau PAUD yang baru masuk di tahun 2025, saya telah sampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kolaka Utara bahwa di tahun 2025 semua siswa tidak boleh lagi membeli apa pun.
“Mulai dari sepatu, kaos kaki, baju, tas, semuanya harus disediakan oleh pemerintah,” tuturnya.
Baca Juga:
Tinggi Kolom Letusan 400 Meter di atas Puncak, Gunung Semeru Dilaporkan Kembali Erupsi Senin Pagi
Dia menegaskan itu harus gratis.
Dia menerangkan hal itu juga berlaku di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara.
Untuk siswa dan siswi SMA dan SMK se-Provinsi Sulawesi Tenggara yang baru masuk sebagai siswa baru pada tahun ajaran baru, pakaian mereka harus dibiayai oleh pemerintah.
Dia mengungkapkan seragam olahraga, putih abu-abu, baju pramuka, baju batik, semuanya terlalu mahal.
Yusmin menuturkan beban ini dapat sangat berat untuk orang tua.
“Jika ada 1 anak yang masuk SD atau sekolah dasar, mungkin mereka masih mampu, tetapi bagaimana jika bersamaan dengan kakaknya yang masuk SMP? Oleh sebab itu, kita harus mengambil kebijakan untuk menggratiskan semuanya untuk anak-anak kita di tahun 2025,” pungkasnya. (Antara)