Blora, gemasulawesi - Insiden mengejutkan terjadi di Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada Sabtu, 2 November 2024, saat sebuah helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat (AD) melakukan pendaratan darurat di area persawahan setempat.
Helikopter tersebut tengah mengangkut sepuluh prajurit TNI dalam rangka latihan penerbangan dari Surabaya menuju Semarang.
Walau sempat memicu ketegangan, seluruh personel dilaporkan dalam keadaan selamat.
Peristiwa ini menjadi perhatian masyarakat sekitar yang langsung memadati lokasi kejadian, tertarik menyaksikan peristiwa langka dan mendokumentasikannya.
Salah satu video bahkan beredar luas di media sosial setelah diunggah oleh akun lokal @infoblora.id.
Proses pendaratan darurat terjadi dalam kondisi darurat setelah pilot menyadari adanya gangguan teknis yang memengaruhi stabilitas helikopter.
Keputusan untuk mendarat di persawahan diambil untuk menghindari risiko yang lebih besar, mengingat wilayah tersebut jauh dari pemukiman padat penduduk.
Video yang beredar memperlihatkan helikopter MI-17 melintasi area persawahan dan kemudian mendarat di lokasi yang aman.
Setelah mendarat, tim segera melakukan inspeksi terhadap mesin dan komponen lain untuk menemukan penyebab pasti kerusakan.
Pascakejadian, tim teknisi TNI AD segera mendatangkan suku cadang untuk memperbaiki komponen helikopter yang bermasalah.
Letkol Yuli Hartanto, Dandim 0721/Blora, menyatakan bahwa perbaikan berlangsung lancar dan memakan waktu sekitar empat jam.
Helikopter MI-17 akhirnya berhasil diperbaiki dan dinyatakan siap untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju Skadron Udara 31 di Semarang.
Kejadian ini menggambarkan kesiapan TNI dalam menghadapi kondisi darurat, mulai dari tindakan pendaratan darurat yang efektif hingga proses perbaikan teknis yang cepat.
Bagi warga sekitar, kehadiran helikopter di area persawahan menjadi pengalaman unik sekaligus menegangkan.
Di sisi lain, keberhasilan TNI dalam menangani insiden ini tanpa korban jiwa memperlihatkan keterampilan yang dimiliki para prajurit dalam menjalankan tugas mereka.
Pendaratan darurat ini menegaskan pentingnya pemeliharaan dan kesiapan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI, terutama dalam kegiatan latihan yang melibatkan risiko tinggi.
Respon cepat dari tim teknis juga menjadi contoh baik dalam menangani situasi yang berpotensi mengancam keselamatan. (*/Risco)