Gorontalo, gemasulawesi - Kasus kematian mendadak ternak sapi di Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, mengejutkan warga setempat.
Fenomena ini pertama kali terdeteksi beberapa tahun lalu, dengan kasus kematian ternak yang terus meningkat.
Para peternak mendapati sapi-sapinya mati tanpa tanda-tanda sakit sebelumnya, sehingga menduga ada faktor eksternal yang menyebabkan kematian ini.
Jumlah total sapi yang mati akibat kejadian ini dilaporkan mencapai lebih dari 50 ekor, dan semakin meresahkan karena tidak ada indikasi yang jelas tentang penyebab pastinya.
Baca Juga:
Terlibat TPPO Sejak 2020! Polisi Tangkap Pemilik Penampungan Pekerja Migran Ilegal di Tangerang
Aswin Pange, salah satu warga Kecamatan Paguyaman, mengungkapkan bahwa kejadian terakhir terjadi sekitar lima hari yang lalu, saat tiga ekor sapi kembali ditemukan mati dengan tanda-tanda mencurigakan.
Aswin menyatakan bahwa sebagian besar warga setempat menduga ada pihak tak bertanggung jawab yang meracuni sapi-sapi tersebut.
Dugaan ini muncul setelah ditemukan sisa bahan kimia yang diduga potasium sianida di dalam perut bangkai sapi.
Pada beberapa sapi yang sempat diselamatkan, zat yang sama bahkan ditemukan di sekitar mulut, memperkuat kecurigaan warga bahwa ada unsur kesengajaan dalam kematian ternak ini.
Baca Juga:
4 Anak Palestina Terluka dalam Serangan Penjajah Israel terhadap Pusat Vaksinasi Polio di Jalur Gaza
Kasus ini akhirnya dilaporkan kepada pemerintah desa dan kepolisian setempat.
Warga berharap penyelidikan menyeluruh dapat dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang.
Menurut Aswin, dampak dari kematian ternak ini sangat besar bagi perekonomian warga, karena sapi adalah salah satu sumber utama pendapatan bagi sebagian besar masyarakat di daerah tersebut.
“Kematian ternak ini benar-benar merugikan kami. Sampai sekarang, belum ada yang bertanggung jawab atas kejadian ini,” kata Aswin pada Minggu, 3 November 2024.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Averus Zainuddin, menyatakan bahwa pihaknya sedang mengumpulkan data dan bukti untuk memastikan penyebab kematian sapi-sapi tersebut.
Meskipun ada indikasi kuat bahwa sapi-sapi ini diracun, Averus menegaskan bahwa penyelidikan lebih lanjut, termasuk uji laboratorium, masih perlu dilakukan guna mengonfirmasi dugaan tersebut.
Pihaknya juga bekerja sama dengan kepolisian setempat dalam upaya mengungkap kasus ini.
Sebagai langkah pencegahan, Averus menghimbau para peternak untuk mengandangkan ternak mereka dan memastikan makanan serta minuman sapi-sapi dapat dipantau langsung.
Baca Juga:
Seorang Pelaut Lebanon Diculik oleh Pasukan Komando Angkatan Laut yang Diduga Orang Penjajah Israel
Dengan cara ini, diharapkan pemilik ternak dapat mencegah kemungkinan ternaknya diracun, serta menjaga keamanan dan kesehatan sapi-sapi mereka.
Kematian massal sapi di Gorontalo ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan warga sekitar.
Diharapkan dengan adanya penyelidikan yang lebih mendalam, kasus ini dapat segera terungkap dan tidak terulang kembali di masa mendatang. (*/Shofia)