Bekasi, gemasulawesi - Peristiwa kapal tongkang yang hanyut di Kali Bekasi, Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa, 19 November 2024, menjadi perhatian publik setelah videonya viral di media sosial.
Rekaman yang diunggah oleh akun Instagram @bekasi.terkini memperlihatkan kapal tongkang berukuran besar yang hanyut mengikuti derasnya aliran air di Kali Bekasi.
Arus yang begitu kuat membawa kapal ini melaju cepat hingga akhirnya tersangkut di Jembatan CBL (Cikarang-Bekasi-Laut) di Desa Muara Bakti Babelan, Bekasi.
Kejadian ini menarik perhatian banyak warga, yang berkumpul di sekitar lokasi untuk menyaksikan kapal tersebut.
Dampaknya pun terasa pada lalu lintas di sekitar jembatan, yang menjadi tersendat karena banyaknya orang yang ingin melihat kapal tongkang tersebut.
Kejadian seperti ini menjadi pengingat akan pentingnya langkah-langkah antisipasi terhadap pergerakan alat berat di daerah yang rawan banjir atau perubahan aliran air.
Tidak hanya kejadian kapal tongkang, sehari sebelumnya, yaitu pada Senin, 18 November 2024, sebuah excavator juga dilaporkan hanyut di Kali Bekasi.
Dalam video yang beredar, excavator tersebut tampak berada di atas alas, namun arus air yang deras menyebabkan alat berat itu kehilangan kestabilannya dan hanyut mengikuti aliran sungai.
Peningkatan kecepatan aliran air di kali tersebut diduga akibat tingginya muka air, yang membuat berbagai benda besar di sekitarnya tidak mampu bertahan di tempat semula.
Warganet yang melihat kejadian tersebut pun memberikan berbagai tanggapan melalui kolom komentar media sosial.
Salah satu komentar berbunyi, “Banyak banget yg hanyut minggu ini,” tulis akun @did***.
Sementara itu, akun @fhu*** menambahkan, “Kmrin beko nganyut, skrg kapal tongkang, ada ada bae kejadian di Bekasi mah.”
Kekhawatiran terhadap terjadinya banjir yang merupakan dampak dari kejadian ini pun diungkapkan oleh akun @pur*** yang menulis, “Tongkang ny posisi malang.. Bahaya klo tdk segera dipindahkan.. Bisa banjir sekitar ny.”
Kejadian hanyutnya alat berat di Kali Bekasi menjadi pengingat pentingnya pengelolaan aliran air di daerah ini, terutama dalam menghadapi potensi bencana banjir.
Diperlukan langkah cepat dari pihak terkait untuk mengevakuasi dan mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa depan. (*/Risco)