Ambon, gemasulawesi - Di Kota Ambon, sebuah video yang memperlihatkan aksi tiga anggota polisi yang diduga terlibat dalam penganiayaan terhadap seorang pengemudi mobil menjadi viral dan memicu banyak perhatian di media sosial.
Kejadian tersebut bermula saat pengemudi bernama Rizal Taufik Serang diminta oleh pihak kepolisian untuk memutar balik kendaraannya.
Permintaan itu disampaikan akibat adanya penumpukan kendaraan di jalan tersebut.
Namun, Rizal menolak untuk mengikuti arahan tersebut, merasa bahwa perlakuan yang diterimanya tidak adil, terutama karena kendaraan lain diperbolehkan untuk melintas tanpa hambatan.
Ketegangan semakin meningkat ketika Rizal, dalam kondisi marah, mendorong Bripka EW yang sedang bertugas.
Tindakan tersebut membuat Bripka EW merasa terprovokasi dan langsung bertindak dengan menarik Rizal keluar dari mobil.
Tidak hanya Bripka EW yang terlibat, dua polisi lainnya, yaitu Aipda JT dan Bripda SD, turut serta dalam kejadian tersebut. Ketiganya bersama-sama membawa Rizal ke Mapolsek KPYS setelah memborgolnya.
Situasi ini semakin memburuk dengan adanya kekerasan fisik yang terjadi saat proses penangkapan.
Aksi kekerasan tersebut pun direkam dan disebarkan, dengan banyak pihak menyoroti perilaku yang tidak sesuai dengan kode etik kepolisian.
Kapolresta Ambon, Kombes Pol Driyano Andri Ibrahim, segera menyampaikan permohonan maaf atas tindakan anggota polisi tersebut dan menjelaskan bahwa pihaknya akan menangani kasus ini dengan serius.
"Kami akan menindaklanjuti permasalahan ini secara profesional melalui pemeriksaan kode etik dan proses pidana," ujarnya.
Kombes Driyano juga memastikan bahwa video yang beredar sudah diamankan sebagai bukti, sementara Rizal menjalani visum untuk keperluan penyidikan.
Baca Juga:
Tablet Terbaik Tahun 2024: Inilah Pilihan Paling Bagus untuk Bekerja, Bermain, atau Berkreasi
Tiga anggota polisi yang terlibat dalam insiden ini telah ditahan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
Mereka kini berada di bawah pemeriksaan untuk memastikan apakah ada pelanggaran etik atau pidana dalam tindakan mereka.
Keberadaan video yang viral ini memunculkan beragam reaksi dari masyarakat.
Banyak warganet yang menyayangkan tindakan kekerasan tersebut dan mengkritik perilaku oknum polisi yang bertindak di luar batas.
Beberapa komentar dari warganet menyebutkan bahwa kejadian ini merusak citra kepolisian dan seharusnya para petugas lebih mengedepankan pendekatan persuasif.
"Polisi seharusnya lebih bijak dalam bertindak, bukan malah emosi dan melakukan kekerasan," tulis salah satu warganet di kolom komentar.
Kasus ini kini sedang dalam penyelidikan lebih lanjut, dan diharapkan dapat memberikan efek jera bagi oknum polisi yang terlibat. (*/Shofia)