Pangkalpinang, gemasulawesi - Kejadian tragis menimpa seorang bocah berusia 7 tahun yang hilang setelah diterkam buaya di Muara Pangkalbalam, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Insiden mengerikan ini terjadi pada Minggu, 2 Februari 2025, saat korban tengah asik bermain di pinggir sungai.
Bocah malang tersebut diketahui sedang memancing bersama kakaknya di sekitar perairan sebelum diserang oleh buaya yang tiba-tiba muncul dan menyeretnya ke dalam air.
Keluarga yang mengetahui kejadian tersebut segera melapor ke pihak berwenang untuk meminta bantuan.
Kepala Kantor Search And Rescue (SAR) Pangkalpinang, I Made Oka Astawa, membenarkan bahwa pihaknya menerima informasi mengenai bocah yang diterkam buaya tersebut.
Setelah mendapatkan laporan, tim SAR segera bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan pencarian.
"Siang ini kami menerima informasi kejadian (bocah diterkam buaya), dan langsung melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian," jelas I Made Oka Astawa pada Minggu, 2 Februari 2025.
Dalam upaya pencarian, Kantor SAR Pangkalpinang mengerahkan satu tim pencarian yang berkolaborasi dengan tim gabungan dari berbagai instansi.
Baca Juga:
Pemkab Tolitoli Mencatat Imunisasi Anak di bawah 2 tahun Lengkap Mencapai 52 Persen pada Tahun 2024
Tim tersebut terdiri dari Rescuer Kansar Pangkalpinang, ABK KN SAR Karna, Ditpolairud Polda Babel, Satpolairud Polres Pangkalpinang, Laskar Sekaban, dan Saka SAR Pangkalpinang.
Mereka bekerja sama untuk menemukan korban dengan melakukan penyisiran di permukaan air menggunakan "Rigid Bouyancy Boats" (RBB) milik Basarnas, "Rigid Inflatable Boats" (RIB) Polairud, serta beberapa perahu karet milik potensi SAR lainnya.
Selain itu, pantauan udara melalui drone juga digunakan untuk memperluas jangkauan pencarian.
Menurut Oka, selama proses pencarian, tim sempat melihat buaya tersebut muncul di permukaan air dengan membawa tubuh korban.
Baca Juga:
Kodim 1401 Majene Melaksanakan Aksi Penimbangan Balita dari Rumah ke Rumah untuk Mencegah Stunting
Namun, buaya itu kembali menyelam dan membawa korban ke dalam air.
"Selama pencarian (korban), buaya tersebut beberapa kali menampakkan diri dan membawa korban," jelas Oka.
Kejadian ini menambah duka mendalam bagi keluarga korban dan menjadi perhatian serius bagi masyarakat sekitar.
Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat orang tua terhadap anak-anak, terutama di daerah-daerah yang rawan serangan satwa liar seperti buaya.
Sungai dan perairan yang menjadi habitat buaya memerlukan kewaspadaan ekstra, terutama bagi keluarga yang beraktivitas di sekitar lokasi tersebut. (*/Risco)