Maros, gemasulawesi – Pemerintah Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Indocement berkolaborasi mengembangkan teknologi pengolahan sampah RDF atau Refuse Derived Fuel untuk mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif.
Dalam keterangannya di Maros, Bupati Maros, AHS Chaidir Syam, mengatakan sebagai kabupaten penyangga Makassar, produksi sampah di Maros termasuk yang paling tinggi.
“Produksi sampah mencapai 150 ton per hari sehingga harus dikelola serius,” ujarnya.
Dia menyampaikan Pemerintah Kabupaten tidak dapat mengolah sendiri sampahnya sehingga memerlukan kolaborasi dengan mitra.
Dia melanjutkan produksi sampah itu dipicu oleh pertumbuhan penduduk dan juga aktivitas ekonomi warga Maros sehingga volume sampahnya dapat mencapai 150 ton per hari.
Dikutip dari Antara, berkaitan dengan hal itu, Pemerintah Kabupaten Maros mengambil solusi jangka panjang dengan mencoba mengembangkan teknologi RDF untuk mengelola sampah menjadi bahan bakar alternatif.
“Pihak kami telah melakukan MoU dengan Direktur PT Indocement TBK, Antonius Marcos, di Jakarta pada hari Jumat tanggal 7 Februari 2025,” katanya.
Menurutnya, melalui teknologi RDF ini dapat menjadi solusi untuk mengurangi sampah di TPA serta mengurangi emisi karbon.
Kerja sama itu merupakan langkah strategis untuk mengubah sampah menjadi energi alternatif untuk industri, khususnya sebagai bahan bakar di pabrik semen.
Dia berharap kerja sama dengan PT Indocement untuk pengembangan teknologi RDF dapat berjalan dengan optimal dengan dukungan semua pihak.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada PT Indocement atas keterlibatan dalam pengelolaan sampah berbasis teknologi RDF.
Di sisi lain, PJ Gubernur Sulawesi Barat meminta kepada Perum Bulog cabang Kabupaten Polman untuk membangun rumah pangan kita di Mamuju.
Bahtiar Baharuddin, PJ Gubernur Sulbar, mengatakan Perum Bulog cabang Polman sangat penting membangun RPK di Mamuju untuk menjaga agar stabilisasi harga pangan tetap terjaga dan mencegah infiltrasi di pasaran. (Antara)