Mamuju, gemasulawesi – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menyebar 30 ribu ekor bibit nila, jenis ikan konsumsi di air tawar, di Bendungan Kalambangan Banua, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene.
Bahtiar Baharuddin, Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, dalam keterangannya di Majene menyampaikan sekitar 30 ribu bibit nila dilepas agar dapat berkembang biak di wilayah bendungan dan hasilnya dapat dimanfaatkan masyarakat setempat.
Bahtiar Baharuddin berharap agar ikan nila itu akan berkembang dan dapat dipanen pada 3 bulan ke depan sehingga masyarakat dapat mengambilnya untuk dikonsumsi karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi atau dapat dijual.
“Program ini dilaksanakan agar masyarakat dapat meningkatkan pendapatannya dengan memanen ikan nila yang dilepas itu untuk dijual atau untuk dikonsumsi,” ujarnya.
Baca Juga:
Sebanyak 15 Puskesmas di Kendari Sultra Membuka Layanan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Menurutnya, program itu dalam rangka meningkatkan produksi perikanan Sulawesi Barat dan meningkatkan konsumsi ikan masyarakat agar lahir generasi sehat dan kuat serta mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah pusat.
Dikutip dari Antara, dia menyatakan ikan nila melawan arus sehingga cocok untuk dikembangkan di sungai dan bendungan sehingga sangat cocok dikembangkan di Sulawesi Barat yang mempunyai banyak sungai.
Dia menyebutkan jika nila yang disebar itu mampu berkembang biak dengan baik maka jumlahnya akan mencapai jutaan dan akan menjadi lapangan kerja baru untuk masyarakat di sekitar bendungan.
Dia menuturkan secara keseluruhan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat telah menebar sebanyak 2,5 juta ikan nila pada sejumlah aliran sungai dan juga bendungan maupun pada kolam milik masyarakat di 6 kabupaten di Sulawesi Barat untuk meningkatkan ketahanan pangan daerah dan membangun ekonomi daerah.
Baca Juga:
DPRD Parigi Moutong Akan Evaluasi Sistem Sewa Mobil Dinas
Bahtiar juga menyoroti produk cabai di Kabupaten Majene Sulawesi Barat masih rendah sehingga menyebabkan harga otomatis melonjak padahal sebentar lagi kebutuhan warga meningkat menjelang Ramadhan tahun 2025.
Dia mengungkapkan inflasi cabai yang terjadi di Majene akibat di stok persediaan cabai yang dijual pedagang terbata karena produksi petani cabai Majene rendah.
Kabupaten Majene mengalami inflasi harga pada komoditi cabai yang dijual oleh pedagang di pasaran akibat produksi petani yang rendah. (Antara)