Parigi Moutong, gemasulawesi - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) mulai melaksanakan sosialisasi terkait Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama atau SMP.
Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan sistem penerimaan siswa yang akan diterapkan secara resmi pada tahun ajaran 2025/2026.
Sosialisasi tersebut menjadi langkah awal dalam memperjelas aturan dan tahapan kepada masyarakat, sekolah, serta pihak-pihak yang terlibat langsung dalam proses penerimaan peserta didik baru.
Kepala Bidang Manajemen Sekolah Dasar, Ibrahim, menjelaskan bahwa sistem yang diperkenalkan ini membawa pendekatan yang lebih inklusif dan adil, dengan harapan dapat meningkatkan transparansi dalam proses seleksi siswa.
Baca Juga:
Suplai Air Bersih dari PDAM Makassar Dilaporkan Terganggu di 13 Titik
Penjelasan ini disampaikan oleh Ibrahim pada Sabtu, 24 Mei 2025. Ia menekankan bahwa SPMB merupakan bentuk pembaruan dari sistem sebelumnya, yang kini disesuaikan dengan dinamika sosial dan kebutuhan masyarakat terhadap akses pendidikan yang merata.
Penekanan ini mencerminkan upaya Disdikbud untuk menanggapi berbagai keluhan masyarakat yang selama ini merasakan kurangnya pemerataan dalam penerimaan siswa baru.
Pada jenjang SD, sistem ini terdiri dari tiga jalur penerimaan yaitu jalur domisili, jalur afirmasi, dan jalur mutasi. Sedangkan untuk jenjang SMP, terdapat tambahan satu jalur lagi, yaitu jalur prestasi, sehingga total menjadi empat jalur.
Jalur domisili menggantikan istilah zonasi dan menitikberatkan pada jarak tempat tinggal siswa dengan sekolah tujuan. Sementara itu, jalur afirmasi difokuskan bagi calon siswa dari keluarga tidak mampu dan penyandang disabilitas sebagai bentuk perhatian terhadap kelompok rentan.
Lebih lanjut, jalur prestasi membuka ruang bagi siswa yang menunjukkan keunggulan baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.
Sementara jalur mutasi diberikan kepada anak dari orang tua yang mengalami perpindahan tugas kerja serta anak guru yang mengajar di sekolah tertentu.
Sistem ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang proporsional sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.
“Melalui sosialisasi ini, kami berharap semua pihak dapat mempersiapkan diri dengan baik,” sambung Ibrahim dalam penjelasannya.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan implementasi SPMB ini sangat bergantung pada pemahaman dan kesiapan semua pihak, baik dari sisi sekolah, orang tua, maupun calon siswa. (*/Risco)