Berita Sulawesi Tengah, gemasulawesi – Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, dalam menghadapi bencana alam dengan melalui penyusunan dokumen rencana kontijensi gempa dan tsunami di Palu.
Hal itu diungkapkan Kepala BPBD Kota Palu Presly Tampubolon saat ditemui usai kegiatan penyusunan dokumen rencana kontijensi bencana di Palu, Selasa 20 September 2022.
“Rencana kontinjensi ini menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan bencana sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing,” ucap Presly Tampubulon.
Ia menjelaskan, penyusunan rencana kontijensi gempa dan tsunami telah memasuki tahap pemutakhiran draft dokumen pada pertemuan ketiga, yang akan diperkuat dengan inventarisasi data kesiapsiagaan dan ketersediaan sumber daya manusia di semua tingkat pemangku kepentingan yang terlibat.
Ia mengatakan, dokumen didasarkan pada keadaan yang mungkin terjadi, tetapi belum tentu demikian.
Oleh karena itu, katanya, dengan dibuatnya dokumen tersebut akan semakin diperkuat melalui pelatihan kesiapsiagaan BPBD Palu, manajemen teori dan simulasi lapangan.
“Kami belajar dari peristiwa gempa, tsunami, dan likuifaksi 28 September 2018 bahwa penting bagi pemerintah kota Palu untuk memiliki renkon, khususnya Kota Palu yang merupakan salah satu daerah dengan potensi bencana tinggi di Sulawesi Tengah,” kata Presley.
Ia juga menjelaskan, selain renkon, Pemerintah Kota Palu juga sedang mematangkan penyusunan dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) yang meliputi perangkat pengkajian dan analisis bencana, mitigasi risiko, penetapan kesiapsiagaan bencana, mekanisme mitigasi, serta alokasi dan sumber daya yang tersedia.
Baca: Banyak Merah, Analisa Rapor Pendidikan Sekolah Parigi Moutong
Instrumen ini juga mencakup penanganan kebijakan pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan penanggulangan bencana sehingga lebih terstruktur dan terpilah sebagaimana dijelaskan dalam keputusan dan peraturan.
“Membangun kesadaran tentang bagaimana menghadapi potensi bencana alam harus dilakukan secara simultan dengan membangun kerja sama dengan pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk meminimalkan dampaknya,” pungkas Presly. (*/Ikh)
Baca: Banyak Merah, Analisa Rapor Pendidikan Sekolah Parigi Moutong
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News