Berita sulawesi selatan, gemasulawesi.com- Nenek berusia 80 tahun di Makassar Sulawesi Selatan hidup sebatang kara di rumah tua.
Nenek Hajrah hidup sebatang kara tanpa keluarga di Makassar Sulsel. Ketika mau makan tak mempunyai apa-apa. Usianya yang renta ini menahan rasa sakit ketika lapar. Nenek bertahan hidup dari bantuan pemberian tetangga dan orang yang peduli disekitarnya.
Nenek Hajrah merupakan warga yang terletak di Jalan Kumala RT 01 RW 04 Kelurahan Jongaya Kecamatan Tamalate Kota Makassar Sulsel.
Nenek ini sudah mulai pikun, penglihatan dan pendengarannya tak berfungsi normal. Akibatnya ia tak mampu lagi beraktifitas di luar dan lebih banyak berdiam diri dirumahnya.
Kini ia telah berusia 80 Tahun dan hidup sebatang kara di sebuah rumah tua. Kesendiriannya telah dijalani sekitar 42 tahun.
Salah seorang sahabat peduli bernama Anjas Abdullah mengabarkan tentang kondisi Nenek Hajrah dan berharap Komunitas Makassar Bersih (Kombes) dapat membantunya.
“Beberapa hari yang lalu saya menghubungi salah seorang pengurus Kombes, dan hari ini alhamdulillah datang membawakan sedekah untuk Nenek Hajrah,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Makassar Suci, Almalik Musafir Kelana dan Ketua Makassar Peduli LAW2, Suryadi Yamin begitu sangat bersyukur dapat membantu Nenek Hajrah.
“Alhamdulillah semoga bantuan ini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya hingga beberapa hari ke depan,” kata Suryadi Yamin saat dihubungi media ini, Jumat 1 Mei 2020.
Ia mengatakan, waktu dengar cerita nenek Hajrah sedih sekali perasaan ini. Setelah penyerahan usai, masih ada yang terganjal. Semestinya nenek diperhatikan sama pihak terkait dan lembaga peduli SPT rumah jompo supaya bisa lebih layak hidupnya.
Nenek ini lanjut dia, tinggal sendiri dan harus mendapatkan bantuan. Semoga pihak terkait dan para dermawan menyantuni Nenek Hajrah agar disisa umurnya juga merasakan kehidupan yang lebih layak.
Semoga, Nenek Hajrah dapat dimasukkan di Balai Rehabilitasi Sosial Lansia (BRSLU) Gau Mabaji Binaan Kemensos di Gowa. Atau ada perhatian secara rutin dari Dinas Sosial untuk kebutuhan rutinnya.
“Minimal santunan bulanan atau sembako yang diantar langsung tidak perlu Nenek Hajrah yang urus lagi di Pos atau di Bank,” ujarnya.
Saat nenek Hajrah mendapat bantuan dari Kombes, ia pun mengucapkan banyak terima kasih.
“Selama saya tinggal disini tetangga ji yang kasi-kasika. Terima kasih Kombes sudah peduli sama saya”, tutupnya dengan penuh kegembiraan di rumahnya.
BACA JUGA; Karang Taruna dan BKM Bintarore Bulukumba Bagi Masker
Laporan: Andi Alfian Salassa