Palu, gemasulawesi – Alumni UIN Datokarama Palu, Provinsi Sulawesi Tengah siap mengabdi untuk daerah, bangsa, dan negara dalam menyebarluaskan ilmu pengetahuan kepada masyarakat.
Lukman Thahir, yang merupakan Rektor UIN Datokarama Palu, mengatakan dirinya percaya dengan bekal ilmu dan akhlak, serta kemampuan yang mereka dapati di kampus ini, mereka siap mengabdikan dirinya untuk bangsa, agama dan negara.
Hal tersebut disampaikannya dalam pesan almamater wisuda Sarjana, Magister, dan Doktor dan Tahun Akademik 2023/2024 di UIN Datokarama Palu pada hari Selasa, tanggal 27 Agustus 2024.
Wisuda sarjana, magister, dan doktor UIN Datokarama Palu diikuti oleh 1.024 peserta dari FTIK atau Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan sebanyak 480 wisudawan dan wisudawati, Fakultas Syariah 68 wisudawan/wisudawati, FUAD atau Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah sebanyak 154 wisudawan/wisudawati.
FEBI atau Fakultas Ekonomi Bisnis Islam 248 wisudawan/wisudawati, Strata Dua atau S2 56 magister dan S3 atau Strata Tiga 18 Doktor.
Lukman menyampaikan tidak dapat dipungkiri akhir-akhir ini ekosistem menghadapi banyak tantangan.
“Baik di level global maupun nasional, salah satunya akibat transformasi digital,” ujarnya.
Dia melanjutkan kehadiran AI atau kecerdasan buatan ataupun perkembangan teknologi menurutnya tidak hanya dibaca sebagai persoalan teknis dan prosedural, namun juga turut mengubah wadah peradaban masa depan.
Oleh sebab itu, dalam posisi inilah UIN Datokarama Palu butuh menjalankan mandat Tridarma untuk memberikan bekal pendidikan yang bermartabat untuk mencetak SDM atau Sumber Daya Manusia berkarakter, unggul, berbasis integrasi ilmu, mempunyai entrepreneurship, berkesadaran kearifan lokal.
Serta berwawasan atau memiliki wawasan Islam moderat untuk menghadapi tantangan di tingkat nasional maupun tantangan di tingkat global.
Atas hal tersebut, Lukman berpesan kepada wisudawan dan wisudawati, pertama kesuksesan setiap orang bukan diukur dari rendah atau tingginya nilai kelulusan kesarjanaannya, tetapi dilihat pada kejujuran pribadinya.
Kedua, jika ingin menemukan jalan pekerjaan yang cepat dan kebahagiaan hidup yang sejati, miliklah kemampuan untuk merasakan maupun memahami perasaan, pengalaman, dan pikiran orang lain.
Kemampuan ini disebut dengan empati, salah satu aspek paling penting dalam menjadi manusia adalah mampu menjalin hubungan sosial.
Dia mengatakan inti dari kemampuan itu adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain untuk melihat dunia sebagaimana mereka melihatnya. (*/Mey)