Jember, gemasulawesi - Cuaca ekstrem yang melanda dalam beberapa hari terakhir menimbulkan sebuah fenomena langka di Kabupaten Jember.
Hujan es disertai angin kencang melanda beberapa wilayah di Jember dan menyebabkan kerusakan signifikan pada Sabtu, 2 November 2024 sore.
Kejadian ini menciptakan kepanikan di kalangan warga, terutama karena hujan es sangat jarang terjadi di kawasan tropis seperti Jember.
Peristiwa ini berlokasi di sekitar Perumahan Alam Hijau, Kecamatan Sukorambi, tepat sekitar pukul 15.00 WIB.
Warga yang menyaksikan kejadian ini pun terkejut saat butiran es seukuran kerikil jatuh dari langit.
Banyak dari mereka segera mengabadikan momen tersebut dengan kamera ponsel mereka.
Salah satu warga yang berada di lokasi, Avian Wibi Maulana, menyebutkan bahwa angin kencang tiba-tiba menerpa, menyebabkan sebuah pohon beringin besar roboh dan menghantam bangunan tempat makan yang berada di dekatnya.
"Tadi anginnya kencang sekali, seperti puting beliung. Pohon beringin itu sampai merobohkan bangunan tempat makan. Hujannya sangat deras, dan warga langsung keluar rumah melihat kejadian ini," ujar Avian.
Sementara itu, Muhammad Sofi, warga lainnya, mengatakan bahwa suara hujan es jatuh di atap genteng menimbulkan bunyi keras yang membuat warga ketakutan.
"Kejadian itu cuma sekitar lima menit, tapi cukup bikin panik. Setelah berhenti, cuaca langsung panas lagi. Ini benar-benar aneh," tambah Sofi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Widodo Julianto, menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan pendataan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh fenomena cuaca ekstrem ini.
Berdasarkan laporan sementara, hujan es dan angin kencang tersebut berdampak di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Karangwaru, Kecamatan Sempusari, dan Kecamatan Kaliwates.
BPBD telah mengerahkan timnya untuk mendata dan membantu warga yang terdampak.
Menurut Widodo, selain menyebabkan pohon tumbang, angin kencang juga merusak sejumlah bangunan, termasuk beberapa rumah warga dan fasilitas umum di daerah tersebut.
Pihak BPBD masih mengumpulkan informasi mengenai jumlah kerugian serta korban terdampak akibat kejadian ini.
“Fenomena hujan es seperti yang terjadi saat ini sebenarnya sangat jarang terjadi di Jember. Tapi kami akan terus melakukan pantauan dan meminta masyarakat tetap waspada terhadap cuaca yang tidak menentu,” jelas Widodo.
Selain pohon tumbang dan kerusakan bangunan, angin kencang juga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya bencana susulan.
BPBD Jember mengimbau warga untuk segera melapor jika terjadi kerusakan lebih lanjut atau kendala lainnya akibat fenomena ini.
Saat ini, tim BPBD dan relawan setempat sedang bekerja sama membersihkan pohon tumbang di beberapa lokasi untuk memastikan tidak ada lagi bahaya bagi warga yang melintas.
Fenomena hujan es ini mengundang perhatian besar dari masyarakat, karena sangat jarang terjadi di daerah tropis seperti Indonesia.
Biasanya, hujan es dapat terjadi ketika ada perubahan cuaca ekstrem, terutama di daerah dataran tinggi atau wilayah dengan suhu atmosfer yang lebih dingin.
Namun, karena kejadian ini juga disertai dengan angin kencang, kerusakan yang ditimbulkan menjadi lebih parah.
Peristiwa hujan es di Jember ini merupakan pengingat akan dampak dari perubahan cuaca yang semakin tidak terprediksi.
BPBD Jember juga mengingatkan warga untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama selama musim hujan di mana angin kencang dan bencana lainnya mungkin lebih sering terjadi.
Masyarakat diimbau untuk menjaga keselamatan dengan tidak berlindung di bawah pohon besar saat angin kencang, serta menjauh dari bangunan tua yang rentan rusak. (*/Shofia)