Internasional, gemasulawesi – Lebih dari 1 bulan setelah Israel melancarkan agresinya yang kesekian ke Palestina, sebanyak lebih dari 12.000 warga Palestina tewas dengan perhitungan terbaru lebih dari 4.700 anak-anak Gaza yang juga menjadi korbannya.
Para analis menyatakan jika mesin pembunuh ‘bedah’ Israel yang dahsyat yang disebutkan diuji ke warga Palestina mendapatkan peminat global.
Namun, menurut para ahli, hal ini tidak berarti bahwa Israel mengobarkan perang untuk mengiklankan senjatanya.
“Tidak ada seorang pun yang berperang hanya untuk memamerkan senjatanya,” kata Lawrence Freedman yang merupakan profesor studi perang emeritus di King’s College London.
Sementara itu, Anthony Loewenstein, yang adalah jurnalis dan penulis independen menyampaikan bahwa dalam setiap perang melawan Gaza, serangkaian senjata dan teknologi pengawasan telah dikerahkan terhadap warga Palestina yang kemudian dipasarkan dan dijual ke sejumlah besar negara di seluruh dunia.
Dua hari setelah Hamas dilaporkan melakukan serangan ke Israel pada tanggal 7 Oktober 2023, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, diketahui membandingkan rakyat Palestina dengan ‘manusia binatang’.
Selama bertahun-tahun ini, komentar-komentar yang tidak manusiawi itu bukanlah hal yang mengejutkan.
“Terlihat jelas dari pendudukan Israel dan peperangan yang tidak terhitung jumlahnya bahwa warga Palestina diperlakukan sebagai warga negara kelas dua. Seperti binatang,” ujar salah satu perwakilan Palestina.
Dan selama bertahun-tahun juga, tentara Israel juga telah menguji coba peluru karet, senjata robotik bertenaga kecerdasan buatan dan berbagai bentuk solusi pembubaran massa yang telah menyebabkan luka para pada warga Palestina.
Dilansir dari Al Jazeera, Nabeel Al Shawa, yang menjadi konsultan ahli bedah ortopedi yang telah bekerja di Gaza sejak tahun 1978, membeberkan bagi penembak jitu Israel, ini hanyalah latihan sasaran dengan manusia.
“Sebagian besar pasien ditembak pada persendiannya dengan sengaja untuk menimbulkan kerusakan maksimal, namun, tidak membunuh,” ucapnya.
Dia menambahkan jika peluru baru yang digunakan oleh tentara Israel ini menyebabkan cedera yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
“Dalam beberapa kasus, anggota tubuh tampak utuh, namun, selama operasi, saya tidak dapat membedakan antara tulang dan jaringan lunak,” tandasnya. (*/Mey)