Internasional, gemasulawesi – Pada tanggal 4 Februari, penjajah Israel dilaporkan melakukan pemboman terhadap sebuah taman kanak-kanak atau TK di saat fajar.
Taman kanak-kanak tersebut diketahui berada di Rafah yang dijadikan tempat para pengungsi berlindung, tepatnya di sebelah timur Rafah.
Karena serangan tersebut, dikabarkan jika beberapa orang tewas dan menyebabkan puluhan lainnya terluka.
Baca Juga:
Kini Sasar Rafah, Pasukan Penjajah Israel Dilaporkan Banyak Menyerang di Wilayah Timur
Sebelumnya, dilaporkan jika penjajah Israel semakin mengintensifkan serangannya di Rafah, terutama di lingkungan Al-Salam yang berada di sebelah timur Rafah di sebelah selatan Jalur Gaza.
Terdapat kekhawatiran jika penjajah Israel akan memperluas invasi daratnya ke Rafah yang menjadi tempat dimana sekitar 1 juta warga Palestina berlindung.
Sementara itu, masyarakat juga dilaporkan mengalami kondisi kemanusiaan yang drastis di Rafah.
Kondisi tersebut harus mereka hadapi di tengah kekurangan makanan dan juga air minum yang parah karena perang yang hingga kini belum berhenti.
Sebelumnya, penjajah Israel menyebutkan jika Rafah merupakan zona aman.
Banyak warga Palestina yang mendadak menjadi pengungsi karena perang tinggal di kamp-kamp penampungan sementara.
Beberapa di antara mereka juga memilih untuk hidup di alam terbuka karena kondisi kamp penampungan yang penuh sesak.
Hal tersebut terutama dilakukan oleh rakyat Palestina yang baru tiba dari Khan Younis yang melarikan diri dari agresi yang dilakukan penjajah Israel.
Laporan menyampaikan jika masyarakat Palestina di Rafah kesulitan untuk mendapatkan perawatan medis yang mereka perlukan dikarenakan serangan yang terus menerus terjadi.
Baca Juga:
Diakibatkan Perang, UNOSAT Sebut Citra Satelit Tunjukkan 30 Persen Wilayah Jalur Gaza Hancur
“Rumah sakit disini juga harus bekerja melebihi kapasitasnya,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.
Dia menambahkan karena serangan skala besar yang dilakukan penjajah Israel di wilayah selatan Jalur Gaza, korban luka yang datang dari Khan Younis dan meningkatnya jumlah pengungsi, terdapa tekanan medis yang terus menerus terhadap fasilitas-fasilitas medis di Rafah.
Salah satu warga Palestina di Rafah, Adel Abu Mahmoud, mengatakan dia masih shock karena sebelumnya diberitahu jika Rafah aman mengingat pasukan penjajah Israel memerintahkan rakyat Palestina untuk pergi kesana.
Baca Juga:
Dukung Warga Palestina yang Terdampak Konflik, Pemerintah Guyana Janjikan 150 Ribu USD untuk UNRWA
“Ibu saya terbunuh karena serangan yang dilakukan mereka,” akunya. (*/Mey)