Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, penasihat keamanan nasional penjajah Israel, Tzachi Hanegbi, menyatakan perang yang saat ini masih berlangsung di Jalur Gaza kemungkinan akan berlangsung hingga akhir tahun ini.
Dalam sebuah wawancara terbarunya, Tzachi Hanegbi, mengatakan penjajah Israel memperkirakan 7 bulan lagi pertempuran, untuk menghancurkan kemampuan militer dan juga pemerintahan Hamas, serta kelompok Jihad Islam Palestina.
Diketahui jika pernyataannya muncul saat penjajah Israel mendapati dirinya semakin terisolasi di panggung dunia hampir 8 bulan setelah serangan yang dilakukan.
Bahkan, Amerika Serikat dan sekutu dekat penjajah Israel menyampaikan kemarahan atas jumlah korban sipil yang tewas.
Hanegbi membela operasi yang sedang berlangsung di Rafah.
Dia mengatakan perbatasan tersebut telah menjadi ‘kerajaan penyelundupan’ sejak tahun 2007, ketika Hamas mulai memerintah Jalur Gaza.
Dia mengungkapkan setiap roket, setiap alat peledak dan setiap tembakan yang ditembakkan ke penjajah Israel adalah dikarenakan perbatasan tersebut telah dilanggar.
Di hari Rabu kemarin, tanggal 29 Mei 2024, juru bicara militer penjajah Israel, Daniel Hagari, menyampaikan tentara penjajah Israel telah mendapatkan kendali operasional atas Koridor Philadelphi yang sempit.
Diketahui jika Koridor Philadelphi adalah zona penyangga antara Mesir dan Jalur Gaza yang dibuat sebagai bagian dari perjanjian damai pada tahun 1979 yang terjadi antara penjajah Israel dengan Mesir.
Mesir sebelumnya telah menyatakan keprihatinan besar atas serangan penjajah Israel di Rafah.
“Hal tersebut mengancam perjanjian perdamaian,” katanya.
Disebutkan jika pernyataan Tzachi Hanegbi telah menimbulkan pertanyaan tentang masa depan Jalur Gaza dan juga peran apa yang akan dimainkan oleh penjajah Israel di dalamnya.
Dikabarkan jika Amerika Serikat, yang merupakan sekutu utama penjajah Israel, telah meminta Benjamin Netanyahu untuk membuat visi pasca perang mengenai wilayah Palestina.
Agresi yang dilakukan penjajah Israel telah menghancurkan lanskap perkotaan Jalur Gaza dan membuat sebagian besar penduduk Gaza di wilayah itu mengungsi.
Selain itu, juga memicu bencana kemanusiaan dan juga kelaparan yang meluas. (*/Mey)