Internasional, gemasulawesi - Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik, menjadi korban penembakan saat berkampanye di Butler, Pennsylvania.
Insiden penembakan Donald Trump ini terjadi kurang dari empat bulan sebelum pemilihan umum, membuat suasana politik semakin panas.
Dalam video yang viral di media sosial, terlihat darah mengalir dari telinga Donald Trump setelah dia ditembak.
Agen keamanan segera mengerumuninya, namun Trump kembali muncul dan mengepalkan tangannya ke udara sambil berteriak, "Lawan! Lawan! Lawan!"
Melalui platform media sosial miliknya, Truth Social, Trump menulis, "Saya tertembak dengan peluru yang menembus bagian atas telinga kanan saya. Banyak pendarahan terjadi."
Secret Service dalam pernyataan resminya menyebutkan, "Penembak tewas, satu peserta pawai tewas, dan dua penonton lainnya terluka."
Insiden ini sedang diselidiki dan diduga merupakan upaya pembunuhan.
Petugas penegak hukum telah mengidentifikasi tersangka penembakan, seorang pria Pennsylvania berusia 20 tahun, tetapi belum mengumumkan identitasnya atau motifnya ke publik.
Penembakan ini menambah ketegangan dalam persaingan ketat antara Trump dan Presiden Demokrat Joe Biden menjelang pemilihan 5 November.
Tokoh-tokoh politik dari kedua partai segera mengutuk kekerasan ini. Tim kampanye Trump memastikan bahwa dia kini dalam kondisi yang baik.
Sementara itu, Biden menyatakan, "Tidak ada tempat bagi kekerasan semacam ini di Amerika. Kita harus bersatu sebagai satu bangsa untuk mengutuknya."
Ronny Jackson, perwakilan AS dari Partai Republik, mengungkapkan bahwa keponakannya terluka dalam insiden tersebut.
Penembakan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keamanan yang diberikan oleh Secret Service, yang bertanggung jawab melindungi mantan presiden seumur hidup.
Insiden ini adalah penembakan pertama terhadap seorang presiden atau calon presiden AS sejak upaya pembunuhan terhadap Presiden Ronald Reagan pada tahun 1981.
Gubernur Pennsylvania, Josh Shapiro, memastikan bahwa Trump telah meninggalkan daerah Butler dengan pengawalan ketat dari Secret Service dan kepolisian negara bagian.
Sementara Ron Moose, seorang pendukung Trump yang hadir di acara tersebut, menceritakan bahwa dia mendengar sekitar empat tembakan.
Secret Service sendiri memastikan bahwa tembakan berasal dari luar area yang dijaga. (*/Shofia)