Internasional, gemasulawesi – Komisi Palestina mengatakan otoritas penjajah Israel telah menyita 57 dunum atau sekitar 14 hektare tanah di Desa Kafr Qaddum, Tepi Barat utara.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, tanggal 30 September 2024, waktu Palestina, Komisi Penjajahan dan Perlawanan Tembok menyatakan pasukan penjajah Israel mengeluarkan perintah militer untuk perampasan tanah, meninggalkan salinan dekrit di lokasi tersebut.
Komisi Penjajahan dan Perlawanan Tembok menyampaikan lahan yang disita oleh otoritas penjajah Israel tersebut dimaksudkan untuk membuat zona penyangga keamanan di sekitar pemukiman penjajah Israel di Kedumim.
Mereka juga menyebutnya sebagai perintah ke-10 yang dikeluarkan pada bulan September saja.
“Perintah militer tersebut membatasi pemilik tanah Palestina untuk mengakses ratusan dunum di sekitar pemukiman, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang perambahan lebih lanjut di tanah Palestina,” bunyi pernyataan tersebut.
Pada hari Kamis lalu, Komisi menyampaikan pasukan penjajah Israel telah merebut 8 dunum atau 1,9 hektare lagi di Fasayil, sebuah desa di Lembah Yordan, Tepi Barat.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Menutup Pos Pemeriksaan Militer di Timur Laut Betlehem
Di sisi lain, ratusan warga Siprus, Yunani, memprotes peran pangkalan Inggris dalam serangan penjajah Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Hal tersebut disampaikan oleh media lokal.
Berbaris di luar pangkalan Akrotiri untuk menuntut agar pemerintahan Siprus Yunani mengambil tindakan untuk mencegah aksi militer yang diluncurkan dari intalasi Inggris di Pulau Mediterania Timur, para demonstran mengangkat spanduk dan bendera pro-Palestina.
Para demonstran tersebut meneriakkan ‘Keluar, keluar, keluar, pangkalan Inggris keluar’ dan ‘Kebebasan di Palestina’.
“Karena ratusan ton bom dan amunis telah melewati sini untuk membantu penghancuran total Jalur Gaza,” ucap Haris Karamanou, seorang pejabat Partai Progresif Rakyat Pekerja atau AKEL kepada wartawan.
Sebagai tanggapan, juru bicara pangkalan Inggris menyampaikan pihak mereka sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan dan jatuhnya korban sipil di Lebanon,.
“Tidak ada penerbangan RAF atau Angkatan Udara Kerajaan yang mengangkut kargo mematikan ke Pasukan Pertahanan penjajah Israel,” ungkapnya. (*/Mey)