Internasional, gemasulawesi – Seorang pria Palestina dengan Down Syndrome dan ibunya terluka parah akibat pecahan peluruh dalam serangan pesawat nirawak penjajah Israel di kamp pengungsi Tepi Barat yang diduduki.
Pria tersebut yang bernama Hassan Muhammad Hamdan dan ibunya, Siham Hamdan, mengalami cedera kepala dan dibawa ke Rumah Sakit Pemerintah Martyr Thabet dengan ambulasn milik Bulan Sabit Merah Palestina.
Kepala Komite Rakyat untuk Layanan di Kamp Tulkarem, Faisal Salama, mengatakan serangan pesawat nirawak penjajah Israel menargetkan penduduk Palestina di lingkungan pusat layanan kamp, melukai 5 orang termasuk dengan Hassan dan ibunya.
Baca Juga:
Brigade Al-Qassam Membunuh dan Melukai Tentara Penjajah Israel dalam Serangan di Jalur Gaza Utara
Dia menggambarkan situasi di kamp sebagai perang yang sengit dengan pasukan penjajah Israel melancarkan serangan besar-besaran dan membabi buta.
Pesawat nirawak telah berputar-putar sejak awal serangan, menambah intensitas serangan.
Di sisi lain, 5 penjaga perdamaian terluka dalam serangan penjajah Israel di dekat pos pemeriksaan militer di Sidon di Lebanon selatan pada hari Kamis.
Baca Juga:
Forum Jurnalis Palestina Kecam Kunjungan Jurnalis Maroko ke Penjajah Israel
Dalam sebuah pernyataan, misi PBB mengatakan cedera itu terjadi ketika konvoi UNIFIL yang membawa pasukan penjaga perdamaian yang baru tiba di Lebanon selatan sedang melewati Siddon ketika serangan pesawat tak berawak menghantam daerah itu.
“Kami mengingatkan semua aktor tentang kewajiban mereka untuk menghindari tindakan yang membahayakan pasukan penjaga perdamaian atau warga sipil,” kata mereka.
Misi PBB menambahkan perbedaan harus diselesaikan di meja perundingan, bukan lewat kekerasan.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Hancurkan Lebih Banyak Rumah Milik Warga Palestina di Yerusalem
UNIFIL beroperasi antara Sungai Litani di Lebanon selatan dan Garis Biru yang berfungsi sebagai perbatasan dengan penjajah Israel, sebagai bagian dari mandatnya di bawah Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 untuk menjaga keamanan di wilayah itu.
Kampanye udara besar-besaran penjajah Israel di Lebanon telah berlangsung sejak akhir September terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah. (*/Mey)