Internasional, gemasulawesi – Menteri Keamanan Nasional sayap kanan penjajah Israel, Itamar Ben-Gvir, memaksa masuk ke kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki pada hari Kamis, 26 Desember 2024, waktu setempat, menandai provokasi baru di tengah perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Itamar Ben-Gvir memasuki lokasi tersebut di bawah perlindungan polisi yang ketat dan menjelajahi halaman masjid.
Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat Departemen Wakaf Islam yang dikelola oleh Yordania di Yerusalem.
Ini merupakan kunjungan kelima menteri ekstremis itu ke kompleks titik api tersebut sejak dia bergabung dengan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di tahun 2022.
Baca Juga:
Penjajah Israel Menyerang Bandara Sanaa Yaman dan Pembangkit Listrik Hodeidah
Hari itu bertepatan dengan hari raya Yahudi Hanukkah yang berlangsung selama seminggu yang dimulai pada hari Kamis, tanggal 26 Desember 2024.
Aliansi Demokratik Nasional, sebuah partai Arab penjajah Israel, mengutuk tur Ben-Gvir ke kompleks Al Aqsa sebagai provokasi yang disengaja terhadap sentimen orang Arab dan Muslim di seluruh dunia.
Partai tersebut mengajak warga Palestina untuk mengintensifkan kehadiran dan juga kunjungan mereka ke masjid.
Sejak tahun 2023, penjajah Israel telah mengizinkan pemukim ilegal memasuki kompleks titik api itu hampir setiap hari kecuali hari Jumat dan Sabtu.
Baca Juga:
9 Warga Penjajah Israel Terluka saat Mencari Perlindungan setelah Tembakan Roket dari Yaman
Masjid Al Aqsa diketahui adalah tempat paling suci ketiga di dunia untuk umat Islam. Umat Islam menyebut tempat tersebut sebagai Temple Mount, yang katanya merupakan lokasi 2 kuil Yahudi di zaman kuno.
Penjajah Israel menduduki Yerusalem Timur yang merupakan tempat Al Aqsa berada selama perang Arab-penjajah Israel tahun 1967.
Penjajah Israel mencaplok seluruh kota di tahun 1980 dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Di sisi lain, tentara penjajah Israel tengah bersiap untuk menyebarkan sistem keamanan teknologi distopia di Tepi Barat yang diduduki karena kalangan militer dan politik penjajah Israel khawatir wilayah itu akan berubah menjadi medan perang yang utama.
Baca Juga:
Bayi Palestina Kedua Dilaporkan Meninggal Akibat Kedinginan di Jalur Gaza
“Tentara baru-baru ini mulai melengkapi dirinya dengan puluhan sistem teknologi untuk ditempatkan di pintu masuk pemukiman dan titik-titik penting ‘mencegah infiltrasi’,” kata radio Angkatan Darat penjajah Israel. (*/Mey)