Internasional, gemasulawesi – Penjajah Israel membakar sebuah masjid di komunitas Arab al-Mleihat, barat laut Jericho, Tepi Barat, pada tanggal 2 Februari 2025 dini hari, menghancurkan bangunan itu.
Pengawas Umum Organisasi Al-Baydar setempat untuk Pembelaan Hak-Hak Badui, Hassan Mleihat, mengatakan kepada media bahwa sekelompok penjajah Israel menuangkan zat yang mudah terbakar ke dalam masjid sebelum membakarnya.
Kebakaran itu menyebabkan hancurnya seluruh masjid. Para penyerang juga membakar traktor pertanian di dekatnya.
Serangan ini adalah bagian dari serangkaian serangan penjajah Israel yang memiliki tujuan untuk menggusur paksa penduduk Palestina dan menyita rumah serta properti mereka.
Baca Juga:
Otoritas Penjajah Israel Memaksa Warga Palestina untuk Menghancurkan Rumahnya di Desa Umm Tuba
Belum ada laporan langsung mengenai korban jiwa tetapi serangan tersebut sekali lagi meningkatkan kekhawatiran atas keselamatan masyarakat Palestina di daerah itu.
Di sisi lain, tentara penjajah Israel membakar lebih banyak bangunan di distrik Marjayoun, Lebanon selatan, yang kembali melanggar gencatan senjata pada tanggal 27 November 2024.
Menurut Kantor Berita Nasional atau NNA resmi, militer membakar beberapa rumah dan bangunan di kota Rab El Thalathine dan Odaisseh serta gumpalan asap terlihat mengepul di langit.
Pesawat tak berawak penjajah Israel juga menjatuhkan bom ke kendaraan yang membersihkan puing-puing di kota Taybeh.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Memaksa Pemilik Toko di Kota Huwwara Tepi Barat untuk Menutup Bisnis Mereka
Pelanggaran terbaru ini membuat jumlah total pelanggaran gencatan senjata menjadi 830.
Hal tersebut menurut data yang dikumpulkan oleh media berdasarkan pengumuman dari NNA.
“Tentara Lebanon memasuki kota Aitaroun, distrik Bint Jbeil, dan mulai membersihkannya dari bahan peledak serta sisa-sisa perang,” bunyi pernyataan pemerintah kota.
Menurut Gedung Putih, penjajah Israel seharusnya menyelesaikan penaikan pasukannya dari Lebanon paling lambat tanggal 26 Januari berdasarkan kesepakatan gencatan senjata tetapi penjajah Israel menolak untuk melakukannya dan batas waktu diperpanjang hingga 8 Februari.
Setidaknya 26 orang tewas dan 221 orang terluka akibat tembakan penjajah Israel sejak tanggal 26 Januari ketika penduduk berusaha kembali ke desa mereka di Lebanon selatan.
Hal tersebut menurut otoritas kesehatan setempat. (*/Mey)