Internasional, gemasulawesi – Penjajah Israel ekstremis mendirikan pos kolonial baru di sebelah timur pos pemeriksaan militer Tayasir, di Lembah Yordan utara.
Aref Daraghmeh, aktivis hak asasi manusia, menyampaikan para penjajah memasang teralis di sebelah timur pos pemeriksaan militer Tayasir.
“Mereka juga membawa sejumlah sapi ke daerah itu di tengah kekhawatiran daerah tersebut nantinya akan diubah menjadi pos paling depan kolonial,” katanya.
Sekarang ada lebih dari 8 pos kolonial di Lembah Yordan utara yang sebagian besar bersifat pastoral yang melaluinya para penjajah merampas ribuan dunam tanah pastoral.
Sebuah laporan oleh Otoritas Tembok dan Pemukiman mengindikasikan para penjajah Israel telah berupaya mendirikan 10 pos kolonial baru sejak awal bulan Januari lalu yang sebagian besar bersifat peternakan dan juga pertanian.
Sementara itu, ratusan tenda di kamp-kamp pengungsian di berbagai wilayah Jalur Gaza terendam banjir akibat hujan lebat di Rafah dan Mawasi Khan Younis di Jalur Gaza selatan.
Para pengungsi melaporkan tenda-tenda mereka tertiup oleh angin kencang sehingga mereka terpaksa menghadapi cuaca dingin yang menusuk tanpa perlindungan apapun.
Hujan deras yang turun di wilayah provinsi Jalur Gaza memperparah penderitaan puluhan ribu penduduk setempat yang rumahnya hancur parah akibat pemboman yang intensif.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Meledakkan Sebuah Gudang di Sebuah Rumah di Nablus Tepi Barat
Orang-orang yang mengungsi menghadapi kondisi yang sulit di tengah cuaca dingin yang menusuk dan juga angin kencang karena ribuan orang tinggal di tenda-tenda yang terbuat dari nilon dan juga kain tipis yang tidak mempunyai perlindungan minimal dari badai dan juga hujan.
Angin sangat kencang dan badai yang menjadi sangat agresif pada 6 Januari 2025 dini hari waktu setempat juga mencabut banyak tenda di bagian utara Jalur Gaza, khususnya di Jabalia dan di Beit Lahiya.
Kurangnya bahan bakar juga memperburuk krisis karena keluarga tidak dapat memperoleh sarana pemanas apapun mengingat suhu yang rendah di malam hari.
Di sisi lain, otoritas penjajah Israel membebaskan seorang pemuda Palestina dari lingkungan Ein Al-Lawza di kota Silwan dengan syarat tahanan rumah dan denda.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Memberlakukan Jam Malam di Kota Tamoun Selatan Tubas
“Polisi pendudukan membebaskan pemuda Amin Muhammad Al-Abbasi dengan syarat tahanan rumah selama 5 hari dengan jaminan pihak ketiga sebesar 5.000 shekel,” kata sumber-sumber di wilayah Yerusalem.
Penjajah Israel juga mendeportasi Al-Abbasi selama 15 hari. (*/Mey)