Internasional, gemasulawesi – Sebanyak 3 warga sipil Palestina tewas pada hari Minggu malam, tanggal 15 Juni 2025 waktu setempat, dalam serangan udara yang dilakukan penjajah Israel yang menargetkan Kota Gaza.
Media melaporkan pesawat tempur penjajah Israel menyerang sekelompok warga sipil di dekat Sekolah Dar Al-Arqam di lingkungan Al-Tuffah yang menewaskan 3 orang dan melukai beberapa orang lainnya.
Diketahui sejak dimulainya agresi penjajah Israel di Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober 2023, jumlah korban yang tewas telah meningkat menjadi 55.362 dengan sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Sebanyak 128.741 orang lainnya terluka. Hingga kini, jumlah korban masih belum lengkap karena banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan karena tidak dapat diakses oleh kru penyelamat dan ambulans.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Menahan 2 Warga Palestina dari Ramallah dan Jenin di Tepi Barat
Di sisi lain, puluhan ribu demonstran pro-Palestina berkumpul di Belanda untuk menentang perang penjajah Israel di Jalur Gaza.
Mereka menyerukan pemerintah untuk mengambil sikap yang lebih tegas karena hampir 55.300 warga Palestina kini telah terbunuh dalam perang yang hingga kini telah berlangsung lebih dari 20 bulan.
Pada hari Minggu, tanggal 15 Juni 2025 waktu setempat, kerumunan besar orang berbaris melalui jalan-jalan Den Haag untuk kedua kalinya dalam 4 minggu menuju Mahkamah Internasional.
“Demonstrasi bertujuan untuk menciptakan ‘garis merah’ simbolis yang menurt kami gagal ditetapkan oleh pemerintah untuk menghentikan perang penjajah Israel di Jalur Gaza,” ujar kelompok HAM, termasuk Amnesty Internasional dan Oxfam, yang termasuk di antara penyelenggara demonstrasi itu.
Para demonstran bernyanyi, menyampaikan pidato dan juga berbaris melewat gedung pengadilan yang sedang menyidangkan kasus Afrika Selatan yang menuduh penjajah Israel melakukan genosida selama perang di Jalur Gaza.
“Lebih dari 150.000 orang menghadiri protes yang menyerukan ‘sanksi konkret untuk menghentikan genosida di Jalur Gaza,” ucap Michiel Servaes, direktur Oxfam Novib. (*/Mey)