Internasional, gemasulawesi – Setidaknya 17 orang meninggal dan lebih dari 60 orang lainnya terluka dalam serangan yang dilakukan oleh pasukan penjajah Israel terhadap sekolah tempat warga Palestina berlindung di Jalur Gaza tengah.
Sekolah tersebut diketahui bernama Sekolah Hamama yang terletak di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza.
Menurut laporan, sedikitnya 3 bom dijatuhkan di sekolah itu saat tim penyelamat dan juga relawan di dalam fasilitas itu mencoba membantu orang-orang menyelamatkan diri dari bawah reruntuhan pada hari Sabtu, tanggal 3 Agustus 2024.
Seorang sumber mengatakan ketiga bom tersebut menghancurkan fasilitas itu sepenuhnya.
“Ini merupakan taktik yang sering digunakan pasukan penjajah Israel di masa lalu,” ujarnya.
Dia melanjutkan militer menjatuhkan bom yang menghancurkan sebagian fasilitas, yakni pusat evakuasi, menewaskan sejumlah orang dan lalu dalam beberapa menit menjatuhkan bom yang lainnya.
Dalam rekaman, korban serangan penjajah Israel terlihat tiba di RS al-Ahli.
Di antara yang terluka terdapat anak-anak dan beberapa di antaranya tampak tidak sadarkan diri, sebab staf medis berusaha keras merawat mereka.
Situasi di rumah sakit dilaporkan sangat kacau, beberapa yang terluka tergeletak di lantai sementara warga Palestina yang berduka berbaris di koridor.
Menurut kesaksian salah satu yang terluka, penggerebekan dilakukan tanpa peringatan.
Militer penjajah Israel mengatakan sekolah tersebut digunakan sebagai pusat komando Hamas untuk menyembunyikan para pejuang dan memproduksi senjata.
Hamas membantah tuduhan penjajah Israel bahwa mereka beroperasi dari fasilitas sipil seperti sekolah dan juga rumah sakit.
Hamas mengutuk serangan penjajah Israel terhadap sekolah itu dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tentara pendudukan menggunakan kebohongan sebagai dalih untuk menargetkan warga sipil yang tidak berdaya di Jalur Gaza.
Para relawan, paramedis dan juga tim penyelamat berada di dalam sekolah setelah serangan pertama dan mereka hanya diberi waktu beberapa menit untuk mengungsi sebelum 3 bom lagi jatuh.
Terdapat sejumlah kesaksian dari para saksi mata dan paramedis di lokasi menggambarkan saat-saat mengerikan ketika mengambil potongan-potongan daging dan tubuh anak-anak yang meninggal serta orang-orang yang terkena langsung oleh bom-bom ini. (*/Mey)