Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, penjajah Israel menutup pemukiman di Hebron yang berada di Tepi Barat.
Pasukan penjajah Israel telah mendirikan pos pemeriksaan di lingkungan Jaber, as-Salaymeh dan Wadi al-Hassin dekat Masjid Ibrahimi.
Hal tersebut disampaikan oleh kantor berita Wafa kemarin, tanggal 30 Juli 2024, waktu Palestina, mengutip aktivis lokal bernama Aref Jabar.
Militer penjajah Israel menyatakan wilayah tersebut sebagai zona militer tertutup dan melarang pergerakan warga Palestina.
Masjid Ibrahimi pernah menjadi titip api di masa lalu.
Pada tahun 1994, seorang pemukim penjajah Israel menembaki sekelompok warga Palestina yang sedang beribadah disana dan menewaskan 29 orang.
Baca Juga:
Dalam Serangan Gencar Penjajah Israel, UNRWA Laporkan Wabah Hepatitis di Seluruh Jalur Gaza
Masjid itu kemudian dibagi dan sebuah sinagoge dibangun di lokasi itu.
Di sisi lain, 1 warga Palestina yang ditembak oleh pasukan penjajah Israel di Tepi Barat dikabarkan telah meninggal.
Laporan pada hari Selasa, tanggal 30 Juli 2024, mengutip sumber keamanan dan medis, menyampaikan Ramadan Hussein Mohammad Sadeq yang berusia 45 tahun meninggal dikarenakan luka-luka di Nablus setelah dia ditembak di kepala, dada dan punggung di depan rumahnya.
Sementara itu, koalisi demonstran dari seluruh wilayah Toronto telah memblokir karyawan memasuki fasilitas the Roshel Armored Vehicles di Brampton, Kanadam, atas dugaan hubungannya dengan perusahaan senjata penjajah Israel.
Para pengunjuk rasa menuntut pemerintah Kanada menolak izin ekspor senjata karena Roshel berupaya mengirim kendaraan lapis baja ke penjajah Israel dan sebagai gantinya menerapkan embargo senjata penuh.
Salah seorang pengunjuk rasa dari Gerakan Pemuda Palestina yang tidak menyebutkan nama belakangnya, Adham, mengatakan dia telah menyaksikan kendaraan lapis baja yang sama dengan yang ada di tempat parkir Roshel ini digunakan untuk menculik anggota keluarganya.
“Juga teman-teman saya di Tepi Barat lebih dari yang dapat saya hitung,” ujarnya.
Dia mengungkapkan dirinya dipukuli secara fisik dan disiksa secara psikologis saat berusia 10 tahun hanya karena berada di luar saat tentara penjajah Israel menyerbu lingkungan tempat tinggalnya di kamp pengungsi Tulkarem menggunakan kendaraan-kendaraan ini. (*/Mey)