Internasional, gemasulawesi – Puluhan pemukim Yahudi ekstremis yang dikawal oleh petugas polisi penjajah Israel menodai halaman Masjid Al Aqsa di tengah pembatasan ketat terhadap masuknya jemaah Muslim ke tempat suci itu.
Sumber-sumber lokal mengatakan puluhan pemukim memasuki Masjid Al Aqsa secara berkelompok melalui Gerbang Maghariba dan berkeliling di tempat suci itu.
Selama berada disana, para pemukim menerima ceramah dari para rabi tentang dugaan ‘Gunung Bait Suci’ dan sejumlah dari mereka melakukan doa-doa Talmud yang provokatif.
Kejadian tersebut terjadi pada hari Senin pagi, tanggal 29 Juli 2024, waktu setempat.
Sementara itu, pasukan polisi penjajah Israel memberlakukan pembatasan ketat terhadap pergerakan dan akses masuk untuk jemaah Muslim di pintu Masjid Al Aqsa dan mencegah banyak dari mereka memasuki tempat suci itu.
Berdasarkan status quo, non-Muslim diperbolehkan mengunjungi Masjid Al Aqsa, tetapi tidak boleh beribadah disana.
Tetapi para pemukim Yahudi semakin menentang larangan itu, sesuai yang dianggap Palestina sebagai provokasi serius, sebab khawatir rezim pendudukan penjajah Israel bermaksud mengambil alih tempat suci umat Islam tersebut, seperti yang telah dilakukan di Masjid Ibrahimi di Hebron.
Di sisi lain, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyesalkan situasi di Jalur Gaza yang adalah ‘contoh klasik’ dari ‘hilangnya kemanusiaan’.
Anwar menyebutnya sebagai upaya ‘tidak berprinsip’ di bidang politik, budaya dan ekonomi ‘dimana kita telah kehilangan kemanusiaan’.
“Dan Jalur Gaza merupakan contoh klasik, dimana, atas nama demokrasi, Anda dapat mengizinkan dan juga memaafkan kekacauan total, penindasan yang paling buruk yang pernah diketahui manusia saat ini,” katanya.
Dia menyampaikan hal itu pada Konferensi Dunia ke-7 tentang Pemikiran dan Peradaban Islam di kota Ipoh, wilayah barat laut.
“Ada tantangan untuk menawarkan alternatif yang layak, bermakna dan efektif, serta tidak putus asa,” pungkasnya.
Komentar Anwar Ibrahim yang disiarkan langsung itu muncul saat perang penjajah Israel di daerah Jalur Gaza memasuki bulan yang ke-10. (*/Mey)