Internasional, gemasulawesi – Sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, menyampaikan bahwa mereka menghancurkan beberapa kendaraan militer penjajah Israel dalam sebuah operasi di Rafah, yang berada di Jalur Gaza bagian selatan.
Dalam sebuah pernyataan di hari Rabu, tanggal 31 Juli 2024, Brigade Al Qassam mengatakan mereka menargetkan tank Merkava dan buldozer militer D9 dengan 2 roket Yasin 105 di daerah Al-Shokat, yang berada di sebelah timur Rafah.
Pernyataan itu juga menyebutkan para pejuang Brigade Al Qassam juga menargetkan personel penyelamat penjajah Israel, yang tiba di lokasi kejadian, yang mengakibatkan hancurnya sebuah pengangkut personel lapis baja dan 2 buldozer D9 lainnya.
Di sisi lain, jurnalis sebuah media terkenal di dunia, Ismail Al-Ghoul, serta juru kamera yang bekerja bersamanya, Rami Al-Refee, meninggal dalam serangan penjajah Israel di Jalur Gaza.
Salah satu rekan pria itu, Rawaa Auge, menyampaikan mereka terbunuh dalam serangan penjajah Israel yang ditargetkan.
“'Anda’ sangat berani memutuskan untuk terus meliput hingga hari ini meskipun ada serangan langsung terhadap jurnalis oleh penjajah Israel,” katanya.
Baca Juga:
Nyatakan Sebagai Zona Militer Tertutup, Penjajah Israel Menutup Pemukiman di Hebron Tepi Barat
Menurut laporan, keduanya dibunuh bersama wartawan lain saat bekerja di depan rumah Kepala Biro Politik Hamas yang dibunuh, Ismail Haniyeh, di Kamp Pengungsi Al Shati, Jalur Gaza.
Al-Ghoul, yang adalah koresponden berbahasa Arab untuk media tersebut, sebelumnya telah ditahan oleh pasukan penjajah Israel dan ditahan selama 12 jam pada bulan Maret 2024, dimana dia dipukuli pasukan penjajah Israel dengan kejam.
Sementara itu, King’s College London tidak akan lagi berinvestasi di perusahaan yang bergerak dalam produksi atau distribusi senjata kontroversial.
Hal tersebut disampaikan oleh seorang perwakilan Serikat Mahasiswa kemarin, 31 Juli 2024, dalam sebuah langkah yang dipandang sebagai keberhasilan untuk perkemahan Jalur Gaza di kampus-kampus.
Wakil Presiden Serikat Mahasiswa King’s College London, Hassan Ali, mengatakan universitas tidak akan lagi berinvestasi pada perusahaan yang terlibat dalam produksi atau distribusi senjata kontroversial. (*/Mey)