Internasional, gemasulawesi – UNRWA telah memperingatkan tentang dampak musim gugur terhadap pengungsi Jalur Gaza.
UNRWA telah memperingatkan bahwa dengan semakin dekatnya musim gugur, plastik dan kain tidak cukup untuk melindungi orang-orang dari hujan dan dingin.
Dalam sebuah postingan di media sosial X yang disertai dengan video, UNRWA menuliskan hujan deras pertama musim ini di Jalur Gaza hari ini.
“Air mengalir melalui kamp yang penuh sesak dan membanjiri tenda-tenda darurat tempat keluarga-keluarga yang mengungsi secara paksa tinggal,” tutur mereka.
Di sisi lain, kepala spiritual Gereja Inggris, Uskup Agung Canterburry, telah menyerukan dukungan terhadap keluarga Kisiya, yang merupakan keluarga Kristen Palestina yang tanahnya di lembah al-Makhrour di luar Betlehem diambil alih oleh pemukim penjajah Israel.
Justin Welby, yang juga memimpin Komuni Anglikan sedunia, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penindasan, diskriminasi, dan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat, termasuk umat Kristen, harus dihentikan.
“Pemerintah penjajah Israel tidak kebal hukum dan harus berhentik bertindak sebaliknya,” katanya.
Dia menambahkan keluarga-keluarga Kristen yang teguh pendiriannya seperi keluarga Kisiya, yang tanah leluhurnya telah dicuri secara paksa, tetap berada dalam doa-doanya.
Sementara itu, pasukan penjajah Israel melancarkan serangan di kota Qarawat Bani Hassan di sebelah barat Salfit.
Baca Juga:
Brigade Al Qassam Dilaporkan Menyerang Tentara Penjajah Israel di Jalur Gaza Selatan
Hal tersebut disampaikan oleh kantor berita Wafa.
Wafa menyampaikan tentara memasuki dan menggeledah beberapa rumah selama operasi itu.
Serangan penjajah Israel ke kota-kota Palestina telah meningkat dalam skala dan intensitas sejak tanggal 7 Oktober 2023.
Lebih dari 700 warga Palestina telah terbunuh dan ribuan lainnya ditahan.
Di sisi lain, seorang mantan kepala dinas mata-mata penjajah Israe Mossad, Tamir Pardo, menuduh pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengutamakan balas dendam atas nyawa sandera penjajah Israel yang ditawan di Jalur Gaza.
Tamir Pardo, yang menjabat sebagai direktur Mossad antara tahun 2011 dan 2016, menyampaikan pemerintah seharusnya menerima tawaran Hamas untuk pertukaran tahanan pada tanggal 8 Oktober 2023.
Baca Juga:
Penjajah Israel Dilaporkan Mengajukan Proposal Baru kepada AS Mengenai Kesepakatan dengan Hamas
“Tetapi penjajah Israel lebih memilih untuk membalasdendam,” ungkapnya.
Dia menambahkan mereka mengetahui bahwa para sandera tidak dapat dibebaskan lewat serangan militer. (*/Mey)