Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, pejabat pemerintah penjajah Israel yang bertanggung jawab untuk mengembalikan sanderanya, Gal Hirsch, mengajukan proposal baru kepada Amerika Serikat mengenai kesepakatan dengan Hamas.
Hal tersebut diketahui disampaikan oleh surat kabar penjajah Israel.
Surat kabar penjajah Israel tersebut menyampaikan bahwa menurut usulan itu, semua sandera yang ditawan di Jalur Gaza akan dibebaskan sebagai imbalan atas diakhirinya perang dan pemberian perjalanan yang aman untuk kepala biro politik Hamas, Yahya Sinwar.
Disebutkan bahwa usulan itu juga menetapkan keberangkatan anggota keluarga Sinwar dan ribuan anggota Hamas pilihannya ke negara ketiga.
“Setelah para pemimpin Hamas meninggalkan Gaza, sebuah proses yang disepakati akan dimulai untuk membangun kembali Jalur Gaza dan mencatat bahwa Hirsch mengajukan proposal itu dengan sepengetahuan pimpinan politik penjajah Israel setelah adanya kesulitan dalam membuat kemajuan dalam perundingan gencatan senjata saat ini,” kata mereka.
Surat kabar tersebut juga melaporkan bahwa penjajah Israel akan secara resmi mengadopsi rencana itu jika Hamas menunjukkan kesediannya untuk meneruskannya.
Surat kabar itu mengutip sumber yang mengetahui masalah itu yang mengatakan langkah ini memiliki tujuan untuk memecahkan kebuntuan dalam negosisasi saat ini, yang telah menghambat upaya untuk mencapai gencatan senjata dan membangun kembali Jalur Gaza.
Dilaporkan bahwa Hirsch menyampaikan proposal baru itu selama kunjungannya ke Amerika Serikat minggu lalu, dimana dia bertemu dengan mitranya dari Amerika Serikat dan pejabat senior dari Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Di sisi lain, serangan mematikan penjajah Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah meninggalkan dampak yang menghancurkan pada infrastruktur kesehatan, terutama di bagian utara wilayah itu.
Setelah 350 hari pemboman yang terus-menerus, bank darah pusat yang berafiliasi dengan RS Al-Shifa hancur, sehingga hampir mustahil untuk memenuhi kebutuhan darah mendesak untuk warga Palestina yang terluka dan sakit.
Penghancuran bank darah Al-Shifa telah menyebabkan kekurangan darah yang parah, mengakibatkan korban yang terluka dan mereka yang mempunyai penyakit kronis menghadapi risiko kematian karena kekurangan darah. (*/Mey)