Kesehatan, gemasulawesi – Perayaan World Down Syndrome Day (WDSD) diadakan setiap tahun pada tanggal 21 Maret, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang down syndrome dan mempromosikan hak-hak dan kesejahteraan orang-orang yang terkena down syndrome di seluruh dunia.
Dokter Muhammad Luthfi Darmawan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Perdosri) Jawa Barat, menekankan bahwa peringatan Hari Down Syndrome Sedunia pada setiap tanggal 21 Maret adalah momen yang sangat berarti dan memiliki dampak besar bagi kesadaran global tentang keunikan dan potensi orang dengan down syndrome.
Baca Juga : Selama Tahun 2021, 220 Anak Didiagnosis HIV/AIDS
“Sindrom Down adalah kondisi genetik yang disebabkan oleh kelebihan kromosom 21,” tuturnya.
Dokter Luthfi menambahkan, down syndrome juga terbagi dalam tiga jenis yaitu, Translokasi, Mosaik, Trisomi 21.
Karakteristik fisik yang umum pada orang dengan Down Syndrome meliputi wajah bulat dengan mata yang condong, leher pendek, telinga kecil, serta jari-jari yang pendek dan tebal.
Baca Juga : Hari Mangrove Sedunia, Siswa SD di Donggala Tanam Mangrove
Mereka juga dapat mengalami masalah kesehatan seperti kelainan jantung, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, dan masalah kognitif.
Meskipun down syndrome tidak dapat disembuhkan, perawatan medis yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup orang yang terkena down syndrome.
Baca Juga : Peringatan Hari AIDS Sedunia, Penderita AIDS di Indonesia Lebih 500 Ribu Orang Sepanjang Tahun 2022
Dokter Luthfi menyatakan bahwa anggapan bahwa anak-anak dengan sindrom Down tidak mampu hidup mandiri adalah keliru.
“Kemampuan hidup mandiri anak-anak dengan sindrom Down sangat bergantung pada pola asuh dan dukungan keluarga yang diberikan, “ tambahnya.
Perayaan World Down Syndrome Day (WDSD) dimulai pada tahun 2006 dan dipilih tanggal 21 Maret karena down syndrome disebabkan oleh kelebihan kromosom nomor 21.
Baca Juga : Hadapi Hari Pangan Sedunia, Parigi Moutong Perkuat UMKM
Perayaan WDSD sangat penting karena masih terdapat banyak diskriminasi dan stigmatisasi yang dihadapi oleh orang-orang yang terkena down syndrome di seluruh dunia.
Perayaan WDSD dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang kondisi ini dan mengajarkan masyarakat untuk menerima perbedaan dan memperlakukan orang dengan down syndrome dengan cara yang sama seperti orang lain.
Baca Juga : Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Sulawesi Tengah Resmikan Pembukaan Peringatan Hari Air Sedunia
Selain itu, perayaan WDSD juga dapat membantu menyediakan dukungan dan sumber daya bagi orang dengan down syndrome dan keluarga mereka.
Hal ini termasuk akses ke perawatan kesehatan yang memadai, pendidikan yang inklusif, dan kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan ekonomi.
Melalui perayaan ini, masyarakat dapat bekerja sama untuk membangun lingkungan yang lebih inklusif dan ramah bagi orang dengan down syndrome.
Setiap tahun, tema yang berbeda dipilih untuk memfokuskan perhatian pada isu-isu yang berkaitan dengan down syndrome.
“Tahun 2023, tema Hari Down Syndrome Sedunia adalah “With Us, Not For Us” yang berarti bahwa kita harus bersama-sama dengan orang-orang dengan Down Syndrome, bukan hanya melakukan sesuatu untuk mereka,” jelasnya.
Tema ini memberikan pengingat bahwa kita harus memastikan bahwa mereka memiliki hak dan kesempatan yang sama dengan orang lain, dan harus menjadi bagian dari komunitas. (*/YN)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News