Kupas Tuntas, gemasulawesi – Dengan desain yang ikonik, keandalan yang tak tergoyahkan, dan kehadiran yang tak terlupakan, Suzuki ST20 Legend adalah surga bagi para pecinta mobil klasik yang mencari petualangan yang tak tertandingi.
Masuki kisah yang melingkupi era awal Suzuki ST10, sebuah mobil ikonik yang memulai perjalanannya di Indonesia pada tahun 1976.
Baca Juga : Duel Gahar, Siapa yang Menjadi Raja Off-Road? Ford Mini Bronco VS Suzuki Jimny
Saat itu, ST10 tiba di Tanah Air sebagai sebuah rahasia tersembunyi, dikirim langsung dari Jepang sebagai mobil impor dalam bentuk Completely Built-Up (CBU).
Di tanah asalnya, mobil ini dikenal sebagai Suzuki Carry 55 generasi ke-6, dengan nama yang belum populer seperti sekarang.
Baca Juga : Perjalanan Aman dan Menyenangkan Bersama Suzuki Baleno: Punya Banyak Fitur Keselamatan, Anti Maling!
Tak butuh waktu lama bagi Suzuki untuk menyadari potensi luar biasa yang dimiliki ST10 di pasar Indonesia.
Maka, hanya dalam setahun kemudian, tepatnya pada tahun 1977, lahirlah Suzuki ST20 generasi kedua.
Baca Juga : Kembaran Suzuki Carry Pikap dengan Boks Unik Siap Menjadi Milikmu dengan Harga Terjangkau Rp 190 Jutaan
Namun, yang membedakan ST20 ini adalah gelar yang disandangnya, yakni julukan yang begitu unik: Truntung.
Dalam tampilannya yang masih mempertahankan lampu bulat yang besar, Suzuki ST20 Truntung seolah menjadi pewaris garis keturunan keluarga mobil klasik.
Baca Juga : Dapat Penghargaan! Suzuki Baleno Jadi Mobil Hatcback Terbaik, Murah dan Mewah Cuma Rp200 Jutaan
Seperti sebuah peninggalan dari masa lalu, ia menawan hati penggemar dengan kehadirannya yang abadi.
Di jalanan, ketangguhan dan pesona yang dimiliki ST20 Truntung menggema, menarik perhatian setiap mata yang melihatnya.
Suzuki ST20 Truntung memang merupakan salah satu pikap pertama yang diproduksi secara lokal oleh Suzuki di Indonesia, diproduksi antara tahun 1977 hingga 1984, model ini memiliki sejarah yang menarik.
Dalam periode tersebut, ia menegaskan keberadaannya sebagai ikon yang tak tergoyahkan.
Dapur pacu ST20 Truntung memiliki kekuatan yang luar biasa dengan mesin 2-tak berkapasitas 550 cc, yang terdiri dari tiga silinder.
Baca Juga : Perpaduan Klasik dan Imut: Suzuki Carry Menawan Hati dalam Tampilan Mazda Jadul
Mesin ini bukan hanya sumber tenaga, tetapi juga menghadirkan suara yang khas dan menggugah hati.
Suara knalpotnya mengeluarkan melodi berdentum yang unik, “turungtung tung tung tung,” yang kemudian menjadi ciri khas yang melekat erat pada mobil ini.
Dari sinilah, istilah “Truntung” muncul sebagai julukan yang melekat pada Suzuki ST20.
Menggali lebih dalam dalam sejarahnya, Suzuki ST20 Truntung sebenarnya menjadi pikap pertama yang diproduksi secara lokal oleh Suzuki di Indonesia pada rentang tahun 1977 hingga 1984.
Hal ini menjadikannya lebih terjangkau daripada pendahulunya, Suzuki ST10 yang masih diimpor sebagai CBU.
Keunikan dan nilai sejarah yang dimiliki oleh Suzuki ST20 Truntung mengundang perhatian di ajang IIMS 2019.
Mobil ini menjelma menjadi bintang yang bersinar di pameran otomotif tersebut, memamerkan desainnya yang klasik namun masih memikat hati.
Namun, seperti semua kisah berakhir, Suzuki ST20 Truntung akhirnya mengucapkan kata perpisahan dengan panggung otomotif.
Ia pensiun dan memberikan jalan bagi era baru dengan kelahiran Suzuki ST100, yang juga dikenal sebagai Carry 1000 generasi ketiga.
Carry 1000 ini membawa perubahan signifikan, termasuk peralihan dari mesin 2-tak menjadi mesin 4-tak.
Ditenagai oleh mesin 4 silinder berkapasitas 970 cc, suara unik dan khas Truntung pun telah sirna.
Meski begitu, warisan dan memori Suzuki ST20 Truntung tetap melekat dalam hati para penggemar mobil klasik.
Ia mengingatkan kita akan zaman yang berbeda, di mana suara knalpot yang memikat dan desain yang ikonik menciptakan pengalaman berkendara yang tak terlupakan.
Suzuki ST20 Truntung mungkin telah berpulang, tetapi kehadirannya tetap memberikan kilau nostalgia yang abadi.
Ia adalah saksi bisu dari sebuah era, sebuah legenda yang tidak akan terlupakan dalam sejarah otomotif Indonesia. (*/YN)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News