Apple, Google, Meta dan Perusahaan Besar Lainnya Diinterogasi Terkait Sumbangan Besar untuk Donald Trump, Inilah Penjelasannya

Presiden terpilih AS, Donald Trump
Presiden terpilih AS, Donald Trump Source: Foto/Ilustrasi/Pixabay

Kupas Tuntas, gemasulawesi - Raksasa teknologi seperti Apple, Google, dan Meta tampaknya termasuk di antara sejumlah perusahaan yang menghadapi pengawasan ketat oleh anggota parlemen Amerika Serikat.

Mereka menuai kecurigaan karena sumbangan besar mereka untuk dana pelantikan Presiden AS Donald Trump.

Senator AS Elizabeth Warren dan Michael Bennet telah mengirim surat kepada Apple, Google, Microsoft, Meta, Amazon, OpenAI, dan Uber untuk menuntut jawaban terkait sumbangan terbaru mereka.

Selama beberapa minggu terakhir, perusahaan-perusahaan yang disebutkan di atas dan beberapa CEO mereka telah memberikan sumbangan besar untuk dana pelantikan Trump.

Dilansir dari Android Headlines, ini melibatkan sumbangan masing-masing sebesar 1 juta Dolar atau setara sekitar 16 miliar Rupiah.

Dalam beberapa kasus, seperti Apple, OpenAI, dan Uber, para CEO perusahaan tersebut memberikan sumbangan tersebut secara pribadi.

Perusahaan yang memberikan sumbangan untuk pelantikan Presiden bukanlah hal baru, namun yang menarik perhatian para anggota parlemen ini adalah jumlah yang disumbangkan.

Sebagai konteks, ketika Joe Biden menjadi Presiden, jumlah yang disumbangkan perusahaan-perusahaan ini tidak seberapa dibandingkan dengan jumlah yang mereka sumbangkan untuk Trump.

Menurut dokumen FCC, Uber menyumbang 1 juta Dolar, sementara Microsoft menyumbang 500,000 Dolar.

Google menyumbang 337,500 Dolar, Amazon 276,509 Dolar, dan Apple hanya 43,200 Dolar, sementara Meta dan OpenAI tidak menyumbang apa pun.

Sejauh ini, tidak ada perusahaan yang menanggapi surat tersebut, kecuali CEO OpenAI Sam Altman, yang tampaknya tersinggung dengan tuduhan ini dalam sebuah postingan di X.

Para Senator telah memberi perusahaan-perusahaan tersebut waktu hingga tanggal 30 Januari untuk menanggapinya.

Tidak mengherankan, perusahaan-perusahaan ini dan CEO mereka didesak untuk menjawab pertanyaan tentang sumbangan mereka kepada Donald Trump.

Dengan Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang baru, ia memiliki banyak kendali dan suara atas apa yang terjadi di negara tersebut.

Ini termasuk keputusan tentang pajak, pembatasan impor atau ekspor, dan banyak lagi.

Faktanya, pemulihan layanan TikTok baru-baru ini setelah intervensi Donald Trump adalah contoh sempurna dari hal itu.

Analis Deepwater Asset Management, Gene Munster sebelumnya melaporkan bahwa perusahaan seperti Apple dapat memperoleh keuntungan jika Trump menjabat.

Selama kampanyenya, Donald Trump mengatakan bahwa ia akan memberlakukan pendekatan proteksionis terhadap ekonomi Amerika Serikat.

Pendekatan ini pada dasarnya melibatkan penerapan tarif impor dari Tiongkok.

Hal ini akan memengaruhi banyak perusahaan, seperti Apple, yang sangat bergantung pada Tiongkok untuk memproduksi produknya.

Namun, Munster mengatakan bahwa Trump dapat mencegah perusahaan seperti Apple dan Tesla dari membayar tarif yang lebih tinggi.

Inilah sebabnya Senator Warren dan Bennet khawatir bahwa sumbangan ini mungkin merupakan cara untuk mendapatkan dukungan.

Hal ini juga akan memungkinkan perusahaan-perusahaan ini untuk menghindari peraturan yang dapat merugikan keuntungan mereka. (*/Armyanti)

...

Artikel Terkait

wave

Instagram Meluncurkan Aplikasi Penyunting Video Bernama Edits untuk Menyaingi CapCut, Begini Cara Kerjanya

Instagram meluncurkan sebuah aplikasi penyuntingan video baru yang disebut Edits yang akan bersaing dengan CapCut milik ByteDance

Sisi Buruk Perkembangan AI: Studi Menunjukan bahwa Semakin Banyak Siswa Menggunakan ChatGPT untuk Mengerjakan Tugas Sekolah

Studi menunjukan bahwa sudah banyak siswa yang menggunakan ChatGPT untuk tugas sekolah, yang berdampak buruk pada dunia pendidikan

CEO HONOR Mengundurkan Diri karena Alasan Pribadi, Digantikan oleh Mantan CEO Huawei

CEO dari produsen ponsel pintar terkenal, HONOR, Zhao Ming mengundurkan diri dari posisinya dan akan digantikan mantan CEO Huawei, Li Jian

Layanan TikTok Kembali Beroperasi di AS karena Perintah Donald Trump, Inilah Alasannya

Setelah sebelumnya akan dimatikan, TikTok kini kembali beroperasi di Amerika Serikat karena perintah Donald Trump, dan inilah alasannya

Lindungi Diri Sendiri! Inilah Cara-cara Menghindari Penipuan WhatsApp yang Umum Terjadi

Pengguna WhatsApp seringkali menjadi target penipuan, dan inilah berbagai macam penipuan yang marak terjadi serta cara menghindarinya

Berita Terkini

wave

Tragedi Cakung: Suami Bakar Istri hingga Tewas, Diduga Konsumsi Narkoba saat Ditangkap

Seorang pria di Cakung membakar istrinya hingga tewas karena masalah sepele, diduga dalam pengaruh narkoba.

Menhut Perketat Pengawasan Izin Kawasan Hutan Demi Seimbangkan Ekonomi dan Kelestarian Alam

Menhut Raja Antoni tegaskan pengawasan ketat izin hutan agar pembangunan tetap selaras dengan pelestarian lingkungan.

Kemenkeu Buka Blokir Anggaran Rp168,5 Triliun untuk Dukung Program Prioritas dan Operasional K/L

Kementerian Keuangan buka blokir anggaran untuk program prioritas, operasional K/L, dan percepatan penyerapan belanja negara.

Kebijakan Penempatan Dana Rp200 Triliun Mulai Berdampak, Purbaya: Likuiditas Meningkat, Ekonomi Bergerak

Menkeu Purbaya yakin penempatan dana di lima bank berhasil dorong likuiditas, turunkan bunga, dan gerakkan ekonomi.

Bahlil Tekankan Loyalitas Kader Golkar: Kawal Program Presiden, Jangan Jauh dari Rakyat

Ketum Golkar Bahlil minta kader dukung program Presiden, susun anggaran pro rakyat, dan hadir di tengah masyarakat.


See All
; ;