Nasional, gemasulawesi – Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya terus mengawal kasus stunting dan kemiskinan ekstrem yang belum tuntas di Sulteng.
Hal tersebut dilakukan untuk mendukung target pemerintah tahun 2024 untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen dan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen.
Muhadjir Effendy terus berkoordinasi dengan pihak Pemda mengenai kebutuhan air minum dan air bersih.
“Pemetaan oleh pihak Pemda diperlukan agar penyaluran sanitasi bisa menyeluruh, selanjutnya akan dikoordinasikan dengan kementerian agar realisasinya bisa dipercepat,” kata Menko PMK dilansir dari Antara pada 28 Maret 2023.
Menurutnya kebutuhan akan sanitasi adalah hal yang penting dalam penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem.
Sementara itu menurut Kemenkes sanitasi yang buruk dapat menyebabkan berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian anak.
Baca: IKM Belum Capai Target Untuk Event Nasional BBI dan BBWI di Sulteng
Kelengkapan infrastuktur juga harus memadai salah satunya infrastuktur jalan.
Sebelumnya, Menko telah berkoordinasi dengan Pemda melalui acara Roadshow virtual tentang penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
“Angka kemiskinan ekstrem di Sulteng cukup tinggi, yakni mencapai 3,02 persen,” ujar Muhadjir menjelaskan.
Baca: Bupati Parigi Moutong Gelar Rapat Persiapan Festival Durian Tingkat Internasional di Parigi Moutong
Sedangkan penurunan prevalensi stunting tahun 2022 hanya mencapai 1,5 persen.
Padahal angka prevalensi stunting tahun 2022 sebesar 28,2 persen dan masih jauh dari target pemerintah.
Penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem harus dilakukan secara bersamaan karena saling berkaitan.
Baca: IKM Belum Capai Target Untuk Event Nasional BBI dan BBWI di Sulteng
“Sehingga kami akan terus megawal penanganan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem agar mencapai target tahun 2024,” pungkas Muhadjir. (*/Yuli Astuti)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News