Soroti Kebijakan Pemerintah yang Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg, Adi Prayitno: Tega Bener ke Rakyat Bawah

Potret Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian yang baru-baru ini menjelaskan tentang letak ibu kota negara saat ini
Potret Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian yang baru-baru ini menjelaskan tentang letak ibu kota negara saat ini Source: (Foto/YouTube/@Adi Prayitno Official)

Nasional, gemasulawesi - Pengamat politik Indonesia, Adi Prayitno, menyoroti kebijakan baru pemerintah yang melarang pengecer menjual tabung gas LPG 3 kg.

Kebijakan ini diambil untuk menekan harga jual LPG 3 kg di masyarakat dengan menghilangkan peran pengecer, sehingga penjualan hanya dilakukan melalui pangkalan resmi.

Menteri ESDM RI, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pemerintah ingin mengubah pengecer menjadi pangkalan sebagai upaya mengendalikan harga yang kerap melonjak di tingkat pengecer.

Bahlil menjelaskan bahwa analisis pemerintah menunjukkan adanya kenaikan harga di tingkat pengecer yang dianggap memberatkan masyarakat, sehingga pengalihan ini diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan harga yang lebih terjangkau.

Baca Juga:
Nyaris Jadi Korban TPPO, Dua PMI Ilegal Asal Jawa Barat Diselamatkan BP3MI Riau, Begini Kronologinya

Namun, kebijakan ini menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk Adi Prayitno.

Melalui cuitan di akun X resminya @Adiprayitno_20 pada Senin, 3 Februari 2025, Adi menyoroti dampak kebijakan ini terhadap para pedagang eceran LPG 3 kg.

Menurutnya, mengubah pengecer menjadi pangkalan bukanlah hal yang mudah, mengingat syarat-syarat yang diperlukan seperti modal besar dan tempat yang luas.

Sebagian besar pengecer, menurut Adi, memulai usaha dengan modal pas-pasan, bahkan harus berutang, dan biasanya hanya memiliki tempat usaha yang sempit.

Baca Juga:
Makin Hebat! TNI AU Bakal Punya 6 Pesawat Tempur Rafale dari Prancis pada 2026, KSAU Kebut Persiapan Penyambutan

“Pedagang eceran diharamkan jual gas 3 kg. Eceran bs jualan gas 3 kg tp harus jd pangkalan. Bikin pangkalan itu susah (untuk para pengecer), butuh modal yang gede, dll. Pengecer itu buat modal usaha saja harus ngutang kanan kiri. Tempatnya jg sempit. Tega bener ke rakyat bawah,” tulis Adi dalam cuitannya.

Cuitan tersebut mendapat banyak perhatian dari warganet yang turut merasakan dampak kebijakan tersebut.

Banyak yang mengeluhkan kesulitan mendapatkan LPG 3 kg karena harus membeli langsung di pangkalan, yang tidak selalu mudah dijangkau oleh semua orang.

Salah satu warganet dengan akun @68s*** mengungkapkan kekhawatirannya terkait akses masyarakat kecil terhadap LPG 3 kg.

Baca Juga:
Bahlil Berencana Ubah Pengecer LPG 3 Kg Jadi Pangkalan, Said Didu: Begini Kalau Pejabat Bermental Penguasa

Ia menyoroti bahwa tidak semua orang memiliki kendaraan untuk pergi ke pangkalan, sementara sebelumnya mereka bisa membeli gas dengan mudah di warung terdekat.

“Entah apa yg dicari pejabat kementrian ESDM .. membuat rakyat kecil kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg di warung2 terdekat. Harus beli di pangkalan padahal tak semua rakyat punya kendaraan untuk bisa pergi ke pangkalan untuk membeli gas elpiji 3 kg,” tulisnya dalam balasan cuitan Adi.

Kritik terhadap kebijakan ini menunjukkan adanya keresahan di masyarakat, terutama di kalangan pedagang kecil dan konsumen yang bergantung pada akses mudah ke LPG 3 kg.

Meski tujuan pemerintah adalah menekan harga agar lebih terjangkau, tantangan di lapangan terkait aksesibilitas dan modal usaha menjadi perhatian utama. (*/Risco)

...

Artikel Terkait

wave

Nyaris Jadi Korban TPPO, Dua PMI Ilegal Asal Jawa Barat Diselamatkan BP3MI Riau, Begini Kronologinya

BP3MI Riau menyelamatkan dua PMI ilegal yang hendak diberangkatkan ke Malaysia. Korban kini ditampung di shelter.

Makin Hebat! TNI AU Bakal Punya 6 Pesawat Tempur Rafale dari Prancis pada 2026, KSAU Kebut Persiapan Penyambutan

TNI Angkatan Udara mengabarkan bahwa pihaknya akan menerima enam pesawat tempur Rafale dari Prancis pada awal tahun 2026 nanti

Bahlil Berencana Ubah Pengecer LPG 3 Kg Jadi Pangkalan, Said Didu: Begini Kalau Pejabat Bermental Penguasa

Begini tanggapan dari pegiat medsos, Said Didu mengenai rencana Menteri ESDM Bahlil yang akan mengubah pengecer LPG 3 Kg menjadi pangkalan

Islah Bahrawi Peringatkan Prabowo Soal Kebijakan Menteri yang Jual LPG 3 Kg di Pangkalan: Jangan Percaya Begitu Saja

Pegiat medsos, Islah Bahrawi memberikan peringatan kepada Presiden Prabowo terkait kebijakan menteri soal penjualan LPG 3 Kg di pangkalan

Soroti Kasus Dua Polisi Semarang yang Lakukan Pemerasan kepada Remaja, Kompolnas Minta Pelaku Ditindak Tegas

Begini tanggapan dari Kompolnas terkait kasus pemerasan yang dilakukan oleh dua polisi Semarang kepada remaja yang belakangan ini viral

Berita Terkini

wave

SMART GOV dan CITIGOV untuk Tekan Kebocoran PAD di Parigi Moutong

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) terus memacu transformasi digital dalam sektor perpajakan dan ekspansi digitalisasi ke sektor retribusi.

Doktrin Baru Pendapatan Parigi Moutong, Menakar Kompas Fiskal 2024-2026

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Parigi Moutong resmi menetapkan "kompas" baru bagi arah kebijakan fiskal daerah

Inilah Sinopsis Film Ahlan Singapore, Kisah Cinta Penuh Drama yang Berlatar di Negeri Singa

Ahlan Singapore adalah film drama romantis yang akan segera tiba, menceritakan kisah cinta segitiga yang berlatar di Singapura

Bapenda Parigi Moutong Ancang-ancang Tarik Pajak Air Tanah Mulai 2026

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) mulai memasang kuda-kuda untuk mengimplementasikan pemungutan pajak air tanah.

Dugaan Oknum Bhabinkamtibmas Bekingi Tambang Ilegal: Ujian Serius Bagi Citra Polri di Lambunu

Isu PETI diParigi moutong dibekingi aparat menguat, paska terungkapnya sejumlah nama oknum Bhabinkamtibmas dalam penelusuran sejumlah media


See All
; ;