Bahlil Berencana Ubah Pengecer LPG 3 Kg Jadi Pangkalan, Said Didu: Begini Kalau Pejabat Bermental Penguasa

Potret Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia yang berencana ubah pengecer LPG 3 KG jadi pangkalan
Potret Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia yang berencana ubah pengecer LPG 3 KG jadi pangkalan Source: (Foto/Instagram/@bahlillahadalia)

Nasional, gemasulawesi - Pegiat media sosial, Said Didu, menyoroti rencana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia, yang ingin mengubah status pengecer LPG 3 kg menjadi pangkalan.

Rencana ini muncul di tengah perbincangan mengenai ketersediaan gas LPG 3 kg di masyarakat, yang belakangan ini ramai diperbincangkan karena adanya keluhan terkait kelangkaan dan kenaikan harga di tingkat pengecer.

Bahlil Lahadalia sebelumnya membantah adanya kelangkaan tabung gas LPG 3 kg. Menurutnya, ketersediaan gas LPG 3 kg pada tahun 2024 dan 2025 tetap sama.

Bahlil menegaskan bahwa yang terjadi saat ini bukanlah kelangkaan, melainkan proses perubahan dari sistem distribusi pengecer ke pangkalan.

Baca Juga:
Islah Bahrawi Peringatkan Prabowo Soal Kebijakan Menteri yang Jual LPG 3 Kg di Pangkalan: Jangan Percaya Begitu Saja

Ia menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan analisis dan menemukan bahwa masih terjadi kenaikan harga di tingkat pengecer, yang memberatkan masyarakat.

Oleh karena itu, pemerintah merancang aturan untuk mengubah status pengecer menjadi pangkalan agar masyarakat bisa mendapatkan harga yang lebih terjangkau dengan membeli langsung di pangkalan.

Menanggapi rencana tersebut, Said Didu memberikan pandangannya melalui cuitan di akun X resminya, @msaid_didu, pada Senin, 3 Februari 2025.

Dengan nada menyindir, Said Didu menyebut bahwa Bahlil adalah contoh pejabat dengan mentalitas penguasa.

Baca Juga:
Soroti Kasus Dua Polisi Semarang yang Lakukan Pemerasan kepada Remaja, Kompolnas Minta Pelaku Ditindak Tegas

"Beginilah kalau pejabat bermental PENGUASA," tulis Said Didu sembari mengunggah ulang video yang memperlihatkan Bahlil Lahadalia menyampaikan rencananya untuk mengubah pengecer LPG 3 kg menjadi pangkalan.

Komentar Said Didu ini tampaknya menyinggung soal bagaimana kebijakan tersebut diambil tanpa mempertimbangkan secara matang dampaknya bagi masyarakat kecil yang bergantung pada pengecer untuk kebutuhan sehari-hari.

Cuitan Said Didu kemudian memicu berbagai tanggapan dari warganet yang turut memberikan pendapat mereka terkait kebijakan tersebut.

Beberapa dari mereka mengkritik keras langkah pemerintah yang dianggap terburu-buru dan tidak memperhitungkan dampak jangka panjangnya.

Baca Juga:
Prabowo Pangkas Anggaran Otorita IKN, Eko Kuntadhi: Kota Baru yang Berisiko Kembali Dipenuhi Semak Belukar

Salah satu warganet dengan akun @rah*** menulis, "Mikir belakangan, atau malah dia g mikir hasil dari kebijakannya gimana," sebagai bentuk kekecewaan terhadap rencana yang dinilai tidak berpihak kepada masyarakat.

Reaksi dari warganet menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang merasa khawatir dengan perubahan ini. Selama ini, pengecer menjadi pilihan utama bagi mereka yang membutuhkan akses cepat dan mudah ke LPG 3 kg.

Jika sistem ini diubah menjadi pangkalan, ada kekhawatiran bahwa akses akan semakin sulit, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pangkalan resmi.

Selain itu, masyarakat juga mempertanyakan apakah perubahan ini benar-benar akan menurunkan harga, atau justru menambah beban dengan biaya transportasi tambahan untuk mencapai pangkalan. (*/Risco)

...

Artikel Terkait

wave

Islah Bahrawi Peringatkan Prabowo Soal Kebijakan Menteri yang Jual LPG 3 Kg di Pangkalan: Jangan Percaya Begitu Saja

Pegiat medsos, Islah Bahrawi memberikan peringatan kepada Presiden Prabowo terkait kebijakan menteri soal penjualan LPG 3 Kg di pangkalan

Soroti Kasus Dua Polisi Semarang yang Lakukan Pemerasan kepada Remaja, Kompolnas Minta Pelaku Ditindak Tegas

Begini tanggapan dari Kompolnas terkait kasus pemerasan yang dilakukan oleh dua polisi Semarang kepada remaja yang belakangan ini viral

Prabowo Pangkas Anggaran Otorita IKN, Eko Kuntadhi: Kota Baru yang Berisiko Kembali Dipenuhi Semak Belukar

Begini tanggapan dari pegiat medsos, Eko Kuntadhi mengenai pemerintah yang memangkas anggaran otorita Ibu Kota Nusantara atau IKN

Propam Polri Bikin Layanan Pengaduan via WhatsApp, Denny Siregar: Jangan Kayak Lapor Mas Wapres ya Pak

Pegiat medsos, Denny Siregar menyinggung layanan Lapor Mas Wapres milik Gibran saat komentari layanan pengaduan milik Propam Polri

Pemerintah Bakal Hadirkan Akses Skrining Kesehatan Mental Gratis, Menkes Budi Gunadi: Ini Program Terbesar Kemenkes

Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, skrining kesehatan mental gratis yang akan diluncurkan bakal jadi program terbesar Kemenkes

Berita Terkini

wave

Tim DVI Polri Selesaikan Identifikasi Korban Kecelakaan Helikopter BK117 D3 di Kalsel

Semua jenazah korban helikopter jatuh di Kalimantan Selatan berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polri dengan proses teliti.

Remaja 16 Tahun Diamankan Terkait Kematian Mahasiswi di Indekos Ciracas

Polisi amankan remaja FF (16) terkait dugaan penganiayaan mahasiswi IM (23) yang ditemukan tewas di indekos Ciracas.

Ledakan Misterius di Pondok Cabe Ilir, Tujuh Korban dan Delapan Rumah Rusak

Ledakan di Pondok Cabe Ilir, akibat tabung gas, menewaskan tujuh korban, rusak delapan rumah, penyelidikan forensik masih berlangsung.

Koperasi Didorong Kelola Tambang, Pemerintah Siapkan Regulasi dan Modal Awal

Pemerintah siapkan aturan baru beri koperasi hak kelola tambang hingga 2.500 hektare, dukung ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat.

Kasus Penyiksaan Anak di Kebayoran Lama: EF Terungkap Bukan Ayah Kandung, Dijerat Pasal Perlindungan Anak

Polri ungkap EF bukan ayah kandung AMK. Bersama SNK, ia ditetapkan tersangka penyiksaan anak dan terancam hukuman berat.


See All
; ;