Mahasiswa Universitas Negeri Medan Tolak Amandemen UUD 1945

<p>Foto: Penyampaian aspirasi Mahasiswa Universitas Negeri Medan.</p>
Foto: Penyampaian aspirasi Mahasiswa Universitas Negeri Medan.

Gemasulawesi Ketua Senat Mahasiswa Universitas Negeri Medan, Rayanda Al Fathir tolak amandemen UUD 1945. Khawatir era Soeharto berulang.

“Kita semua pasti berkeinginan untuk bergerak ke arah lebih baik lagi dengan belajar dari kebaikan dan kesalahan masa lalu, bukan malah mengulang kesalahannya,” ungkap Rayanda kepada wartawan, Kamis 2 September 2021.

Mahasiswa tolak amandemen UUD 1945, karena dipandang sangat riskan. Akan ada kemungkinan tidak akan berhenti sampai di situ saja. Bisa saja akan ada kepentingan lain yang dibawa.

Baca juga: Anggaran Covid19 di Indonesia Dinilai Tidak Tepat dan Cenderung Mubazir

Mahasiswa tolak amandemen UUD 1945 khawatir bakal berujung tambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Menurutnya, perpanjangan masa jabatan presiden mengancam demokrasi.

Menurut dia, salah satu alasan dibuatkannya pembatasan masa jabatan presiden adalah untuk meminimalisir potensi penyalahgunaan kekuasaan.

“Jika hari ini kita perpanjangan menjadi tiga periode, misalnya, tidak menutup kemungkinan nantinya akan menjadi empat periode dan seterusnya. Jelas ini kemunduran demokrasi,” tambahnya.

Baca: Menteri Agama Janji Revitalisasi KUA Setelah Dapat Sorotan Anggota DPR

Dia mengatakan, penyalahgunaan kekuasaan terjadi di era Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto. Hal itu, kata dia, karena tidak adanya pembatasan masa jabatan Presiden.

“Siapa yang ingin kembali pada masa-masa penyalahgunaan kekuasaan selama puluhan tahun ketika orde baru dulu. Dampaknya jelas, KKN marak. Kekuasaan cenderung disalahgunakan, apalagi jika dia tidak berbatas,” ucapnya.

Baca juga: Kepala Staf Presiden Moeldoko Segera Laporkan ICW ke Kepolisian

Ketum PAN sampaikan amandemen UUD

Diketahui, amandemen UUD 1945 ini disampaikan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas).

Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PAN di Jakarta, Zulhas mengungkapkan apa saja yang dibahas saat pertemuan Presiden Jokowi dengan partai pendukung pemerintah. Yaitu, soal pandemi covid19, masalah ekonomi, serta hubungan pusat dengan daerah.

Zulhas lalu bercerita ada pula pembahasan terkait problematika yang saat ini terjadi di lingkup kelembagaan Indonesia.

“Ada beberapa bicara, ‘Wah, kita kalau gini terus, ribut, susah, lamban, bupati nggak ikut gubernur, gubernur nggak ikut macam-macamlah ya’. Merasa KY lembaga paling tinggi, paling kuat, MA nggak. MA merasa paling kuasa, MK nggak. MK katanya yang paling kuasa. DPR paling kuasa. Semua merasa paling kuasa,” kata Zulhas, dalam acara itu, Selasa 31 Agustus 2021. (***)

Baca juga: Satgas Tagih Utang BLBI Obligor dan Tommy Soeharto, Total Rp111 Triliun

...

Artikel Terkait

wave

Kominfo Galakkan Gerakan Nasional Literasi Digital

Kominfo bekerja sama mitra jejaring Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi berikan edukasi literasi digital melalui media.

Selama Agustus Pemerintah Terima 43 Juta Vaksin Covid19

Kemenkes menyebut selama Agustus 2021 pemerintah telah menerima 43 juta dosis vaksin covid19, baik bentuk bahan mentah maupun vaksin jadi.

Jaksa Agung Minta Sidang Online Dikaji Ulang

Jaksa Agung ST Burhanuddin meminta mengkaji sidang online di masa pandemi covid19, karena untuk melihat tingkat efektivitasnya.

Kemensos: Banyak Daerah Tidak Aktif Lakukan Pemutakhiran DTKS

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengakui terdapat kabupaten/kota tidak aktif melakukan pemutakhiran DTKS, banyak laporan Bansos.

Aceh Barat Jadi Lokasi Kongres Santri Pancasila

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mendukung Kota Meulaboh, Ibu Kota Kabupaten Aceh Barat menjadi tuan rumah Kongres Santri Pancasila.

Berita Terkini

wave

Yana Mulyana Bebas Bersyarat Setelah Vonis Kasus Korupsi Pengadaan CCTV Bandung

Mantan Wali Kota Bandung Yana Mulyana menjalani bebas bersyarat usai divonis penjara kasus korupsi proyek CCTV Bandung Smart City.

Polres Pasaman Tangkap 15 Pelaku Tambang Emas Ilegal di Batang Air Sibinail

Satreskrim Polres Pasaman amankan 15 pelaku tambang emas ilegal beserta mesin dompeng di Kecamatan Rao.

Pemerintah Pusat Perbaiki dan Bangun Ulang Gedung Pemkab dan DPRD Kediri Pascakerusuhan

Kementerian PUPR membangun ulang gedung DPRD dan memperbaiki kantor Pemkab Kediri usai kerusuhan yang terjadi Agustus 2025.

Pemerintah Genjot Distribusi Beras SPHP Lewat Ritel Modern Demi Percepat Akses Masyarakat

Distribusi 800 ribu ton beras SPHP diperluas ke ritel modern untuk menjaga ketersediaan dan harga pangan tetap stabil.

Pemerintah Banten Pastikan Program Sekolah Gratis dan MBG Berjalan Baik di Serang

Gubernur Banten tinjau pelaksanaan sekolah gratis dan MBG di Serang, pastikan distribusi bantuan lancar dan tepat sasaran.


See All
; ;