Nasional, gemasulawesi - Tagar #KaburAjaDulu menjadi perbincangan hangat di media sosial, mencerminkan keresahan sebagian masyarakat terhadap kondisi di dalam negeri.
Ungkapan ini digunakan oleh banyak warganet yang merasa lebih baik mencari peluang di luar negeri daripada bertahan dengan ketidakpastian yang ada.
Fenomena ini pun memicu berbagai respons dari berbagai pihak, termasuk pemerintah.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Anwar Sanusi, memberikan tanggapannya terkait viralnya tagar ini.
Baca Juga:
Khawatir dengan Pencurian Data? Ambil Langkah-Langkah Ini untuk Melindungi Diri Anda Sekarang
Ia menilai bahwa fenomena ini dapat dikaitkan dengan budaya merantau yang sudah lama menjadi bagian dari masyarakat Indonesia.
“Dulu kita menyebutnya merantau. Budaya ini masih sangat relevan di era sekarang,” ujarnya, dikutip pada Minggu, 23 Februari 2025.
Namun, ia juga menekankan bahwa kemunculan tagar ini bukan sekadar tren media sosial, melainkan cerminan aspirasi yang perlu diperhatikan oleh pemerintah.
“Sebagai pelaksana kebijakan publik, kami perlu menyerap aspirasi ini dan memahami alasan di baliknya. Ini menjadi refleksi agar kami dapat bekerja lebih baik,” tutur Anwar.
Baca Juga:
Inilah Rekomendasi PC Terbaik untuk Bisnis di Tahun 2025, Membuat Pekerjaan Kantor Lebih Mudah
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dunia kerja adalah ekosistem yang saling berhubungan.
Seseorang bekerja untuk memperoleh kehidupan yang layak, dan untuk itu, mereka perlu memiliki modal keterampilan yang cukup.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pelatihan vokasi dan sertifikasi kompetensi bagi tenaga kerja.
“Pelatihan vokasi dan sertifikasi kompetensi menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja. Dengan sertifikasi, seseorang dapat menunjukkan keahlian di bidangnya, yang akan menjadi pertimbangan penting bagi calon pemberi kerja,” jelasnya.
Baca Juga:
Pembaruan Besar untuk Apple Vision Pro Akan Hadir dengan VisionOS 2.4! Berikut Semua Fitur Barunya
Dalam menghadapi fenomena ini, Kemenaker berkomitmen untuk terus meningkatkan kebijakan yang mendukung tenaga kerja agar memiliki daya saing tinggi.
Pemerintah juga diharapkan dapat menciptakan lebih banyak peluang kerja yang layak di dalam negeri sehingga masyarakat tidak merasa harus "kabur" untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Anwar juga menyoroti bahwa banyak masyarakat memilih merantau bukan hanya karena faktor ekonomi, tetapi juga untuk mengembangkan diri.
Ia menegaskan bahwa pemerintah perlu memastikan ekosistem ketenagakerjaan yang lebih baik agar masyarakat merasa memiliki peluang di dalam negeri.
Dengan langkah ini, diharapkan tenaga kerja Indonesia tidak hanya berkompeten secara global, tetapi juga memiliki kesempatan yang sama di dalam negeri. (*/Shofia)