Nasional, gemasulawesi – Setelah menyelesaikan gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Anies Baswedan memulai kariernya sebagai seorang peneliti dan koordinator proyek di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi di universitas yang sama.
Beberapa waktu kemudian, peluang mengemban studi magister di Amerika Serikat pun tiba dan pada tahun 1996, Anies Baswedan berangkat untuk mengejar gelar tersebut.
Pada tahun 2004, setelah menyelesaikan studi pasca sarjana, Anies Baswedan kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai manajer riset di IPC.
Sebagai individu yang selalu berpandangan independen, Anies Baswedan kemudian bergabung dengan Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, sebuah lembaga non-profit yang fokus pada reformasi birokrasi di berbagai daerah di Indonesia, dengan penekanan kuat pada kerja sama antara pemerintah dan sektor sipil.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Riset di The Indonesian Institute, sebuah lembaga penelitian kebijakan publik yang didirikan pada Oktober 2004 oleh aktivis dan intelektual muda yang bersemangat.
Perjalanan kariernya di The Indonesian Institute tentu tidak terlepas dari latar belakang pendidikannya yang kuat dalam bidang kebijakan publik.
Pada 15 Mei 2007, Anies Baswedan resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Paramadina, menggantikan rektor sementara yang sebelumnya menjabat Sohibul Iman.
Pada saat itu, Anies menjadi salah satu rektor termuda di Indonesia, dengan usianya yang baru 38 tahun.
Posisi ini membuka jalan bagi inovasi dan perubahan yang signifikan dalam dunia pendidikan.
Selama masa kepemimpinannya, ia terinspirasi oleh pidato seorang dekan di Sekolah Pemerintahan John F. Kennedy, Universitas Harvard, Joseph Nye, yang mengatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan universitas adalah “admit only the best,” artinya hanya menerima mahasiswa terbaik.
Dengan inspirasi ini, Anies memulai “Paramadina Fellowship,” yang merupakan sebuah program beasiswa yang mencakup biaya kuliah, buku dan biaya hidup bagi mahasiswa terpilih.
Konsep “Paramadina Fellowship” mencerminkan idealisme yang diungkapkan dengan bahasa bisnis.
Anies mengakui perbedaan pendekatan antara dunia pendidikan dan bisnis, dan inilah alasan mengapa ia memutuskan untuk mengadopsi konsep penamaan mahasiswa yang sudah lulus yang umumnya digunakan oleh universitas-universitas di Amerika Utara dan Eropa.
Selain itu, ia juga meluncurkan inisiatif pendidikan antikorupsi di universitas yang ia pimpin, yang mencakup pengajaran tentang teori hingga penyelidikan praktik korupsi.
Keterlibatannya dalam melawan korupsi diakui dengan keanggotaannya dalam gerakan antikorupsi.
Pada tahun 2009, Anies Baswedan dipercaya menjadi salah satu moderator dalam debat calon presiden dan calon wakil presiden dalam pemilihan presiden.
Sebagai seorang akademisi, ia memainkan peran penting dalam memfasilitasi debat ini, yang dihadiri oleh para calon pemimpin negara.
Anies terpilih kembali sebagai Rektor Universitas Paramadina pada tahun 2011 dan di bawah kepemimpinannya, universitas ini terus mengalami peningkatan kualitas pendidikan dan memberikan dampak positif pada masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri.
Namun, pada tahun 2014 karier Anies mengambil arah baru ketika ia ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, menjadikan perannya sebagai pemimpin dalam mengelola pendidikan di tingkat nasional.
Selama perjalanannya dalam dunia pendidikan dan kebijakan publik, Anies juga mendirikan dan memimpin Gerakan Indonesia Mengajar.
Ide ini tumbuh ketika ia masih mahasiswa di Universitas Gadjah Mada pada tahun 1990-an dan ia terinspirasi oleh inisiatif pendidikan sebelumnya yang bertujuan untuk membantu daerah terpencil dengan kekurangan guru.
Baca juga: Menyelami Kekuatan Intelektual Prabowo Subianto Melalui Karya Tulisnya yang Menggetarkan Hati
Indonesia Mengajar adalah proyek yang bertujuan memberikan pendidikan berkualitas dan mempromosikan empati dalam anak-anak Indonesia.
Anies juga mendirikan Gerakan TurunTangan, yang bertujuan untuk melibatkan masyarakat Indonesia dalam melunasi janji kemerdekaan dan berkontribusi dalam pengelolaan pemerintahan yang baik.
Keduanya adalah upaya yang mengedepankan kerja sukarela dan keterlibatan aktif dari anak-anak muda dalam perbaikan masyarakat dan politik yang lebih sehat.
Gerakan ini memainkan peran penting dalam menciptakan politik yang lebih transparan dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan negara.
Anies Baswedan adalah pemimpin yang berdedikasi dalam meningkatkan pendidikan dan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia melalui inovasi dan komitmen pada perubahan positif. (*/Riski Endah Setyawati)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News